Subsidi Listrik 900 VA Dicabut, BPS: Inflasi Tak Terpengaruh  

Selasa, 14 Juni 2016 14:25 WIB

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo menyampaikan laporan resmi perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia di Kantor BPS, Jl.Dr Sutomo, Jakarta, 16 Mei 2016. Tempo/Tane Hadiyantono

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo mengatakan pencabutan subsidi listrik tersebut tidak akan berpengaruh besar terhadap inflasi. "Penggunanya cukup banyak. Lebih banyak pengguna 1.300 VA sebenarnya," ucapnya di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Juni 2016.

Pernyataan ini menanggapi rencana pemerintah mencabut subsidi listrik golongan 900 volt ampere (VA). Adapun besaran kenaikan inflasi nantinya, menurut Sasmito, akan bergantung pada besaran pencabutan subsidi tersebut.

Sasmito memperkirakan dampak riil pencabutan subsidi listrik pada inflasi baru bisa dihitung bulan depan. “Setelah dibayar, baru kami tahu. Kan, bergantung pada pemakaian," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan pemerintah menyerahkan sepenuhnya keputusan mengenai pencabutan subsidi listrik golongan 900 VA kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Rencananya, pemerintah akan mencabut subsidi listrik tersebut mulai 1 Juli mendatang.

Usul pemerintah, tutur Sudirman, adalah merealisasi pengguna listrik 900 VA tidak masuk kategori orang miskin. “Jadi harus digeser untuk ke sektor yang lebih produktif," ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basir menargetkan, pencabutan subsidi listrik golongan 900 VA akan dilakukan bulan depan. Dia berujar, terdapat 18 juta rumah tangga pengguna listrik 900 VA yang akan mengalami penyesuaian.

Menurut Sofyan, sebenarnya hanya terdapat 4,3 juta pelanggan 900 VA dan semua pelanggan 450 VA yang layak mendapat bantuan pemerintah. Sudirman pun mengatakan, jika pencabutan tidak segera dilakukan, anggaran bakal membengkak setiap bulan.

Berdasarkan simulasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, jika subsidi molor dari tenggat 1 Juli 2016, anggaran akan membengkak hingga Rp 20,65 triliun. Jika semakin molor pada Agustus mendatang, angkanya melonjak menjadi Rp 21,91 triliun. Jika berlaku pada tahun depan, anggaran naik akan hingga Rp 25,35 triliun.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

25 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

27 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

PLN Dukung Ketetapan Pemerintah: Tarif Listrik Tidak Naik

27 hari lalu

PLN Dukung Ketetapan Pemerintah: Tarif Listrik Tidak Naik

Berbagai upaya efisiensi dan digitalisasi yang telah dilakukan PLN menjadi kunci dalam mewujudkan komitmen ini.

Baca Selengkapnya