Siaga Darurat Kebakaran Lahan di Riau Diperpanjang 4 Bulan

Reporter

Senin, 30 Mei 2016 21:30 WIB

Petugas Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru berusaha memadamkan bara api saat kebakaran di lahan gambut di Pekanbaru, Riau, 13 Maret 2016. Untuk mencegah meluasnya kebakaran lahan dan hutan yang mengakibatkan kabut asap, Satgas Karlahut Propinsi Riau terus melakukan upaya pemadaman. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Jakarta - Tim terpadu pencegahan kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau menyatakan status siaga darurat karlahut di daerah itu diperpanjang sampai 4 bulan mendatang.

Danrem 031 Wirabima Brigjen Nurendi mengatakan berdasarkan pemaparan BMKG Pekanbaru, Riau masih berada dalam musim kering. Untuk itu status siaga darurat karlahut perlu diperpanjang.

“Status siaga darurat diperpanjang 4 bulan yaitu Juni, Juli, Agustus sampai September 2016 ini, sebagai bentuk antisipasi dan pencegahan karlahut di Riau,” katanya di Pekanbaru Senin, 30 Mei 2016.

Brigjen Nurendi mengatakan bila status siaga darurat tidak diperpanjang, dikhawatirkan kasus kebakaran lahan dan hutan kembali terjadi mengingat masih panjangnya musim kering atau kemarau.

Sebagai bentuk antisipasi saat ini telah diterjunkan sekitar 200 prajurit TNI ke beberapa daerah rawan karlahut seperti di Rokan Hilir, Bengkalis, Dumai, dan beberapa kabupaten lainnya, dengan dukungan dana operasional oleh pemda serta beberapa perusahaan.

Menurut Brigjen Nurendi, idealnya tim pengawas yang diturunkan sebanyak 3.849 personil TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, dan lainnya tetapi karena keterbatasan anggaran membuat kondisi ideal itu belum dapat terealisasi.

“Itu kondisi idealnya tetapi belum ada yang menjamin ketersediaan akomodasi prajurit yang diturunkan ke lapangan, nanti yang mau kasih makan siapa?” katanya.

Karo Ops Polda Riau Kombes Hafif mengatakan upaya sosialisasi pencegahan dan antisipasi karlahut sudah ribuan kali diadakan tetapi tetap terjadi kasus kebakaran lahan.

“Ini kembali kepada manusianya, kalau tidak mau diatur tetap saja akan membakar hutan lagi walaupun sudah berulang kali disampaikan tentang bahaya dan risiko membakar lahan dan hutan,” katanya.

Sebagai langkah pengawasan dan pencegahan, Polda Riau telah memasang 927 spanduk imbauan dan larangan, beserta ancaman pidana bagi pembakar lahan dan hutan.

Kepolisian juga telah melakukan 5.000 lebih patroli pengawasan karlahut, dengan jumlah aparat yang disiagakan mencapai 13.000 personil.

Aparat gabungan kata Kombes Hafif telah memetakan wilayah yang rawan terjadinya karlahut. Pada daerah itu dilakukan upaya pembuatan sekat kanal agar dapat dilakukan upaya antisipatif karlahut lebih cepat.

Adapun saat ini Polda Riau sedang melakukan proses penindakan hukum kepada 45 orang pelaku pembakaran lahan dan hutan perseorangan. Pemprov Riau juga berupaya agar tidak terjadi lagi karlahut berulang di sejumlah daerah di provinsi itu seperti tahun-tahun sebelumnya.
BISNIS.COM

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

8 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

16 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

41 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

45 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

46 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

46 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

46 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

47 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

51 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

58 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya