Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman Darmansyah Haddad memberikan sambutan saat sosialisasi program Jaring di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pondok Dadap Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kec. Sumber Manjing, Malang, Jawa Timur, 13 November 2015. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai industri keuangan syariah bisa makin berkembang di Indonesia, asalkan ada sejumlah pembenahan di pendalaman pasar, sumber daya manusia, maupun model bisnis.
"Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan industri keuangan syariah, bahkan menjadi pusat keuangan syariah global," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dalam salah satu seminar rangkaian acara Sidang Tahunan Bank Pembangunan Islam ke 41 di Jakarta, Senin (16 Mei 2016)
Muliaman menjelaskan Indonesia saat ini menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan keuangan syariah yang potensial, karena dukungan yang besar dari segi populasi dan Produk Domestik Bruto (PDB).
Namun, ada tiga tantangan yang harus dihadapi untuk mengembangkan industri keuangan syariah serta memenuhi agenda tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Tantangan tersebut adalah pendalaman pasar keuangan syariah yang lebih kuat dan memadai melalui penambahan investasi maupun instrumen pembiayaan, karena dukungan yang kurang bisa membatasi peran keuangan syariah dalam ekonomi nasional.
Selain itu, kebutuhan atas sumber daya manusia berupa ahli dalam keuangan syariah yang berkualitas dan mencukupi jumlahnya, karena saat ini para pakar yang memiliki pengalaman dalam industri jasa tersebut masih terbatas.
Terakhir, adanya model bisnis pengembangan pasar ekonomi syariah yang sesuai bagi kelompok kelas menengah, masyarakat dengan pendapatan kecil serta UMKM.
"Ini tantangan bagi para regulator untuk memastikan investasi dalam syariah keuangan bisa dikelola sepenuhnya dan memiliki manfaat dari sisi sosial dan lingkungan serta mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan," kata Muliaman.
Dalam jangka panjang, Muliaman mengatakan industri keuangan syariah bisa bersinergi dengan pembiayaan proyek untuk mengatasi masalah lingkungan, karena keduanya memiliki kaitan erat untuk mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
"Kami berkomitmen untuk mempromosikan investasi keuangan syariah dan pembiayaan lingkungan, meskipun adanya sejumlah tantangan. Kami akan waspada terhadap risiko untuk mengatasi masalah yang ada," ujarnya.
Danamon Syariah Gelar Travel Fair hingga 24 Maret 2024, Layani Daftar Ibadah Haji dan Umrah
37 hari lalu
Danamon Syariah Gelar Travel Fair hingga 24 Maret 2024, Layani Daftar Ibadah Haji dan Umrah
Bank Danamon Syariah menggelar Travel Fair 2024 untuk membantu nasabah yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah. Acara berlangsung di Gandaria City Mall, Jakarta, mulai 21 sampai 24 Maret 2024.
BSI Santuni 3.333 Anak Yatim, Ma'ruf Amin: Kesempatan Mengenalkan Bank Syariah
41 hari lalu
BSI Santuni 3.333 Anak Yatim, Ma'ruf Amin: Kesempatan Mengenalkan Bank Syariah
Direktur BSI Hery Gunarni mengatakan kegiatan santunan anak yatim merupakan rangkaian agenda rutin ulang tahun atau milad BSI yang jatuh setiap 1 Februari.
BI Proyeksikan Ekonomi Syariah Tumbuh hingga 5,5 Persen pada 2024
26 Februari 2024
BI Proyeksikan Ekonomi Syariah Tumbuh hingga 5,5 Persen pada 2024
BI memproyeksikan Ekonomi Syariah Indonesia tumbuh sebesar 4,7 hingga 5,5 persen pada 2024. Adapun pertumbuhan tersebut didukung oleh pembiayaan perbankan syariah.
Kemenkeu Sebut Porsi Keuangan Syariah RI Masih Minim: Hanya 10,81 Persen
26 Februari 2024
Kemenkeu Sebut Porsi Keuangan Syariah RI Masih Minim: Hanya 10,81 Persen
Kementerian Keuangan menyoroti minimnya porsi keuangan syariah terhadap kinerja sektor keuangan nasional. Padahal, masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam.
Terpopuler: Pengganti Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono yang Dikabarkan Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Strategi Menteri ATR AHY Berantas Mafia Tanah
22 Februari 2024
Terpopuler: Pengganti Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono yang Dikabarkan Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Strategi Menteri ATR AHY Berantas Mafia Tanah
Menkeu Sri Mulyani Indrawati dikabarkan tidak masuk dalam kabinet pemerintahan berikutnya. Lalu siapa yang berpotensi menjadi Menkeu berikutnya?