Marahi Pemda, Jokowi: Cari APBD Sulit, Cuma Disimpan di Bank
Editor
Efri NP Ritonga
Rabu, 11 Mei 2016 12:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo masih belum berpaling dari rendahnya pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2016. Setelah menegur menteri kemarin karena kurangnya belanja modal dan berang, hari ini Presiden Jokowi menegur para kepala daerah yang berkumpul di penutupan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional karena berlaku sama.
"Kita carinya (APBD) pontang-panting, tiap bulan transfer ke daerah, tetapi hanya disimpan di BPD (Bank Pembangunan Daerah) saja," ujar Presiden Jokowi ketika membacakan pidatonya di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu, 11 Mei 2016.
Pada kuartal pertama 2016, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,92 persen. Padahal, pemerintah memasang target pertumbuhan 5,3 persen. Presiden Jokowi kemudian menuding para menteri yang enggan melakukan belanja modal dan barang. Menurut ia, hanya dua-tiga kementerian saja yang membelanjakan anggarannya dengan efektif.
Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa uang anggaran daerah di bank pada Desember tahun lalu lebih-kurang Rp 90 triliun. Pada akhir April kemarin, uang yang ada di bank daerah ada Rp 220 triliun. Dengan kata lain, nyaris tak ada belanja modal maupun barang.
Meski mendorong para pemerintah daerah untuk segera menggunakan APBD, Jokowi mengingatkan bahwa bukan berarti anggaran itu dibelanjakan dengan serampangan. Sebaliknya, kata Jokowi, belanja yang fokus dan produktif lah ia harapkan dari para pemerintah daerah.
Presiden Jokowi memberi contoh Rotterdam di Belanda. Kota tersebut, kata Jokowi, memfokuskan penggunaan anggarannya untuk belanja yang berkaitan dengan migas seperti pembangunan kilang.
Nah, untuk Indonesia, Jokowi menyarankan tiap daerah melihat kelebihan wilayah masing-masing sebelum membelanjakan anggaran. Sebagai contoh, Nusa Tenggara Barat, menurut Jokowi, sebaiknya membelanjakan anggarannya untuk pembangunan stadion atletik atau lari karena daerah itu terkenal melahirkan banyak atlet atletik.
"Money follow function. Jadi, belanja anggarannya jangan diratakan. Kalau semuanya dibelanjakan sembarangan, baunya gak bakal ada. Jangankan baunya, rasanya juga gak ada," ujar Presiden Jokowi. Presiden Jokowi mengancam akan mengumumkan nama-nama kepala daerah yang terbukti tak bisa menggunakan anggaran secara efektif dan fokus.
ISTMAN M.P.