Direktur Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Moch. Muchlasin bersama dengan jajaran direksi dan Komisaris PT Asuransi Jasa Indonesia dan PT Asuransi Jasindo Syariah meresmikan Jasindo Syariah yang merupakan anak perusahaan Jasindo, di gedung Jasindo, Jakarta, 2 Mei 2016. TEMPO/Bagus Prasetiyo
TEMPO.CO, Jakarta - PT Asuransi Jasindo Syariah yang sebelumnya merupakan unita usah syariah dari PT Jasa Syariah Indonesia kini resmi berdiri sendiri. Usai spin off ini, Jasindo Syariah akan mengenalkan tiga pruduk barunya.
“Madani, Safar, dan Tarbiyah,” ujar Direktur Utama PT Asuransi Jasindo Syariah Firman Sofyan saat meresmikan Asuransi Jasindo Syariah di gedung Jasindo, Senin, 2 Mei 2016. Ketiga produk tersebut tergabung dalam Asuransi Mikro Syariah.
Firman menjelaskan, Madani adalah asuransi yang menangani kecelakaan diri dan kecelakaan anak sekolah. Safar meruapakan asuransi untuk wisata, sedangkan Tarbiyah mengkhususkan diri pada wisata religi, semisal ibadah umroh, haji, dan ziarah Islami.
“Pada wisata religi, kami menggandeng asosisi-asosiasi penyelenggara umroh dan haji khusus,” kata Firman.
Spin off yang dilakukan Jasindo Syariah merupakan kewajiban yang berdasar pada Undang-Undang Perasuransian Tahun 2014 pasal 87 ayat 1. Dalam pasal itu disebutkan bahwa seluruh perusahaan asuransi yang memiliki usaha syariah wajib memisahkan unit usaha syariah tersebut menjadi entitas tersendiri pada 10 tahun, sejak diundangkannya UU tersebut.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Jasindo yang diadakan pada 27 April 2016, para pemegang saham menghasilkan keputusan untuk melakukan spin off pada Asuransi Jasindo Syariah.
Dalam Asuransi Jasindo Syariah, mayoritas komposisi kepemilikan saham sebesar 96,5 persen dipegang PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero). Sedangkan 2,5 persen saham dimiliki Yayasan Kesejahteraan Karyawan (YKK) Jasindo dan 1 persen sisanya dimiliki Dana Pensiun (Dapen) Jasindo.
Untuk susunan manajemen Asuransi Jasindo Syariah antara lain Firman Sofyan sebagai direktur utama, Acu Kusnandar sebagai direktur keuangan dan SDM, dan Deddy Sofiar sebagai direktur operasional. Sementara jajaran dewan komisarisnya terdiri dari Soeranto sebagai komisaris utama dengan dua anggota komisarisnya, Devy Angga dan Abdul Rochman.
Danamon Syariah Gelar Travel Fair hingga 24 Maret 2024, Layani Daftar Ibadah Haji dan Umrah
37 hari lalu
Danamon Syariah Gelar Travel Fair hingga 24 Maret 2024, Layani Daftar Ibadah Haji dan Umrah
Bank Danamon Syariah menggelar Travel Fair 2024 untuk membantu nasabah yang ingin menunaikan ibadah haji dan umrah. Acara berlangsung di Gandaria City Mall, Jakarta, mulai 21 sampai 24 Maret 2024.
BSI Santuni 3.333 Anak Yatim, Ma'ruf Amin: Kesempatan Mengenalkan Bank Syariah
41 hari lalu
BSI Santuni 3.333 Anak Yatim, Ma'ruf Amin: Kesempatan Mengenalkan Bank Syariah
Direktur BSI Hery Gunarni mengatakan kegiatan santunan anak yatim merupakan rangkaian agenda rutin ulang tahun atau milad BSI yang jatuh setiap 1 Februari.
BI Proyeksikan Ekonomi Syariah Tumbuh hingga 5,5 Persen pada 2024
26 Februari 2024
BI Proyeksikan Ekonomi Syariah Tumbuh hingga 5,5 Persen pada 2024
BI memproyeksikan Ekonomi Syariah Indonesia tumbuh sebesar 4,7 hingga 5,5 persen pada 2024. Adapun pertumbuhan tersebut didukung oleh pembiayaan perbankan syariah.
Kemenkeu Sebut Porsi Keuangan Syariah RI Masih Minim: Hanya 10,81 Persen
26 Februari 2024
Kemenkeu Sebut Porsi Keuangan Syariah RI Masih Minim: Hanya 10,81 Persen
Kementerian Keuangan menyoroti minimnya porsi keuangan syariah terhadap kinerja sektor keuangan nasional. Padahal, masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam.
Terpopuler: Pengganti Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono yang Dikabarkan Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Strategi Menteri ATR AHY Berantas Mafia Tanah
22 Februari 2024
Terpopuler: Pengganti Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono yang Dikabarkan Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Strategi Menteri ATR AHY Berantas Mafia Tanah
Menkeu Sri Mulyani Indrawati dikabarkan tidak masuk dalam kabinet pemerintahan berikutnya. Lalu siapa yang berpotensi menjadi Menkeu berikutnya?