Suplai dan Penyerapan Minyak Mentah Global Mulai Stabil 2017

Reporter

Selasa, 3 Mei 2016 05:40 WIB

Pengeboran minyak dan gas (migas) Selong I. ANTARA/Ismar Patrizki

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai produsen sekaligus konsumen minyak mentah terbesar di dunia, Amerika Serikat memperkirakan harga komoditas tersebut mulai stabil pada tahun depan seiring dengan seimbangnya tingkat pasokan dan permintaan.

Setelah pertemuan para menteri energi yang tergabung dalam G-7 di Jepang, Menteri Energi AS Ernest Moniz menyampaikan, suplai dan penyerapan minyak mentah global akan mulai seimbang dalam setahun ke depan.


Paman Sam masih dalam upaya mengurangi produksi harian di bawah 9 juta barel per hari, tetapi tingkat persediaan masih terus bertambah di atas 500 juta barel.

Indikasi keseimbangan mulai terlihat ketika harga minyak yang mencapai level terendah dalam 12 tahun terakhir pada Januari berhasil naik hampir 20% sepanjang bulan lalu.


Selain produksi AS yang lebih rendah, penguatan harga juga mendapat sentimen positif dari melemahnya dolar.

Namun, lanjut Moniz, pelaku pasar masih skeptis tentang keberlanjutan reli harga di tengah pasokan global yang berlebihan.


"Kenaikan harga belakangan ini bukan menjadi alasan bagi produsen untuk mengubah tren investasi mereka. Pasar masih belum seimbang ," tuturnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (2 Mei 2016).

Data U.S. Energy Information Administration (EIA) menunjukkan produksi minyak mentah AS turun menjadi 8,94 juta barel per hari pada pekan yang berakhir 22 April, terendah sejak Oktober 2014.


Dalam waktu yang sama, konsumsi bensin domestik naik 5,6% secara tahunan (y-o-y) menuju ke 9,4 juta barel per hari.

EIA memperkirakan rerata output sepanjang 2016 sebesar 8,6 juta barel per hari.


Advertising
Advertising

Adapun pada Mei 2016, tingkat output akan kembali mencapai level terendah dalam dua tahun terakhir.

Francisco Blanch, Head of Commodities Bank of America Merrill Lynch, menuturkan jatuhnya pasokan AS secara cepat membuat tingkat pasokan global mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam lebih tiga tahun terakhir.


Kombinasi rendahnya suplai dan permintaan yang menguat akan menyebabkan perubahan dinamika persediaan di semester II/2016.

Sementara itu, pada perdagangan Senin (2 Mei 2016) pukul 17:33 WIB harga minyak Brent kontrak Juli 2016 turun 0,51 poin atau 1,08% menjadi US$46,86 per barel.


Sedangkan minyak WTI kontrak Juni 2016 berada di level US$45,58 per barel, merosot 0,33 poin atau 0,74%.

Faktor utama yang menjatuhkan harga minyak ialah meningkatnya produksi OPEC yang melampaui sentimen penurunan AS.


Menurut survei Reuters, suplai OPEC pada April naik 0,52% menjadi 32,64 juta barel dari bulan sebelumnya sebesar 32,47 barel.

Angka tersebut hampir menyentuh level produksi Januari ketika Indonesia kembali bergabung yang menjadi penyedotan tertinggi sejak 1997 sejumlah 32,65 juta barel per hari.

ANZ Bank berpendapat momen melemahnya dolar seharusnya membuat negara-negara yang menggunakan mata uang lain memeroleh keuntungan dalam melakukan impor.


Namun, naiknya produksi OPEC membuat investor di pasar minyak urung bergairah dalam melakukan pembelian.


BISNIS.COM

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

9 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

10 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

10 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya