BPS: Laju Inflasi Nasional Terkendali Hingga Masuk Puasa

Reporter

Selasa, 3 Mei 2016 03:35 WIB

Ilustrasi daging ayam. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Statisitik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan laju inflasi nasional akan tetap terkendali dan rendah hingga memasuki periode puasa Ramadhan pada Juni 2016.

"Saya kira masih aman sampai Mei. Mulai waspada pada Juni karena mulai puasa, terutama untuk komoditas beras, ayam dan cabai. Itu suplainya harus cukup agar harganya tidak bergejolak," kata Sasmito di Jakarta, Senin (2 Mei 2016).

Sasmito mengatakan harga-harga bahan kebutuhan pokok yang relatif terkendali seperti beras dan daging ayam ras menjadi salah satu penyebab rendahnya laju inflasi nasional sejak Januari hingga April 2016.

Selain itu, rendahnya pencapaian tingkat inflasi itu juga terbantu dengan turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) serta tarif angkutan darat maupun udara, sehingga inflasi tahun kalender hanya tercatat 0,16 persen.

Kondisi ini yang membuat target inflasi pada akhir tahun pada kisaran empat persen masih dapat tercapai, asalkan pemerintah terus menyiagakan pasokan pangan, terutama pada masa puasa dan Lebaran.

"Selama tidak ada kenaikan harga BBM dan harga komoditas stabil, bahan makanan suplainya dijaga dan memadai, maka (target inflasi) empat persen masih terjangkau," ungkap Sasmito.

Untuk Mei 2016, Sasmito mengatakan peluang terjadinya deflasi seperti April sangat kecil, karena telah terjadi kenaikan harga tarif listrik yang bisa berpengaruh terhadap pencatatatan inflasi nasional secara keseluruhan.

"Harga beras kemungkinan turun di tingkat eceran, dan harga energi stabil secara umum. Kita harapkan inflasi Mei dibawah 0,5 persen. Meskipun ada dampak langsung kenaikan tarif listrik, tapi akan di-set off penurunan harga beras di konsumen," katanya.

Sebelumnya, BPS mencatat pada April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,45 persen, atau tertinggi pada periode yang sama sejak tahun 2000, yang didukung oleh turunnya harga energi dan bahan komoditas pangan.

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga adalah bensin, cabai merah, beras, ikan segar, tarif listrik, daging ayam ras, cabai rawit, telur ayam ras, kentang, tarif angkutan dalam kota, tarif angkutan udara, kacang panjang, sawi hijau, tarif angkutan antar kota dan solar.

Meskipun demikian, beberapa komoditas masih mengalami harga antara lain bawang merah, tomat sayur, tomat buah, bawang putih, wortel, apel, jeruk, pepaya, minyak goreng, rokok kretek, rokok kretek filter dan kontrak rumah.



ANTARA

Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

25 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

27 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

27 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya