TEMPO.CO, Jakarta - Analis First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak bervariasi dalam rentang konsolidasi berpeluang rebound terbatas di perdagangan Senin, 2 Mei 2016. IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 4.810 dan resistent di 4.870.
"Sentimen positif akan digerakkan data pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang diperkirakan bisa tumbuh di atas 5 persen setelah kuartal sebelumnya tumbuh 4,74 persen (yoy)," kata David dalam siaran persnya, Senin, 2 Mei 2016. Menurut David, angka inflasi April yang diperkirakan mencatatkan deflasi juga menjadi sentimen positif.
David mengatakan sejumlah saham berbasis komoditas akan terbatas pergerakannya. Data aktivitas manufaktur Cina pada April melambat dengan angka indeks 50,1 di bawah estimasi sebelumnya 50,3. "Itu akan membatasi pergerakan sejumlah saham, terutama yang berbasiskan komoditas," katanya.
Perdagangan di awal Mei juga dimulai dengan fraksi harga baru. Bursa Efek Indonesia kini menetapkan lima fraksi harga saham. Harga saham kurang dari Rp 200 memiliki fraksi Rp 1 dengan masa jenjang perubahan Rp 10. Harga saham Rp 200-500 sebesar Rp 2 dengan masa jenjang perubahan Rp 20.
Harga saham Rp 500-2.000 memiliki fraksi sebesar Rp 5 dengan masa jenjang perubahan Rp 50. Harga saham Rp 2.000-5.000 memiliki fraksi Rp 10 dengan masa jenjang perubahan Rp 100. Adapun harga saham di atas Rp 5.000 memiliki fraksi Rp 25 dengan masa jenjang perubahan Rp 250.
Akhir pekan lalu, IHSG tutup di 4.838,583 atau terkoreksi 9,807 poin. IHSG berhasil mengurangi koreksi di akhir sesi yang sempat mencapai 17 poin. David mengatakan tekanan jual kembali mendominasi perdagangan akhir pekan lalu.
Sentimen pasar terutama dipicu kekecewaan atas rilis laba kuartal pertama sejumlah emiten sektoral yang kurang menggembirakan, terutama di sektor perbankan, akibat kenaikan NPL. Pergerakan IHSG juga terimbas sentimen negatif pasar saham kawasan dan global. Bank sentral Jepang (BoJ) tidak menambah alokasi stimulusnya. Data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat di kuartal pertama melambat, tumbuh 0,5 persen (qoq) jauh di bawah pertumbuhan kuartal sebelumnya 1,4 persen (qoq).
Selama sepekan terakhir, IHSG bergerak bearish koreksi 1,55 persen, terutama akibat rilis laba kuartal pertama sejumlah emiten sektoral di bawah perkiraan sebelumnya. Sepanjang April lalu, IHSG terkoreksi tipis 0,5 persen setelah tiga bulan pertama tahun ini mencatatkan penguatan.
Perkembangan pasar saham global akhir pekan lalu masih ditandai dengan aksi jual. Di Wall Street, indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 0,32 persen dan 0,51 persen, tutup di 17.773,64 dan 2.065,34. Sepekan terakhir, indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 1,3 persen. Tekanan jual terutama akibat sentimen pencapaian laba kuartal pertama sejumlah perusahaan dan data ekonomi Amerika yang kurang menggembirakan.
Namun sepanjang April indeks DJIA dan S&P berhasil menguat masing-masing 0,5 persen dan 0,3 persen menandai penguatan untuk tiga bulan berturut-turut. Penguatan pasar saham global April lalu terutama ditopang rally harga komoditas energi dan tambang logam lainnya. Harga minyak mentah sepanjang April lalu menguat hingga 20,68 persen di US$ 45,99/barel.
VINDRY FLORENTIN
Berita terkait
IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan
1 hari lalu
IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia
5 hari lalu
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaIHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5
6 hari lalu
IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
8 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaIHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat
8 hari lalu
IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82
8 hari lalu
Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
8 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia
12 hari lalu
SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.
Baca SelengkapnyaTerkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah
14 hari lalu
Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.
Baca SelengkapnyaIHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah
14 hari lalu
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
Baca Selengkapnya