Wapres: Khawatirkan Utang Luar Negeri Bisa Hambat Pembayaran

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 29 April 2016 21:32 WIB

Ekspresi Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, 25 April 2016. Dari lawatan ke empat negara Eropa, total investasi yang bisa diboyong ke Indonesia mencapai US$ 20,5 miliar atau setara Rp 266,5 triliun. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kekhawatiran pemerintah terhadap utang luar negeri oleh pihak swasta yang tidak tepat investasi dapat berdampak pada kesulitan pembayarannya dan menjadi beban.

"Kalau berutang untuk pembangunan atau investasi itu tidak ada soal karena sumber pembayarannya ada. Tapi kalau utang itu tidak terlalu tepat investasinya itu nanti membebankan," kata Wapres di Jakarta, Jumat, (29 April 2016).

Namun utang tersebut seharusnya diselesaikan sendiri oleh pihak swasta. Tapi Wapres mengakui pemerintah pernah melakukan kesalahan dengan adanya jaminan berdasarkan Frankfurt Agreement.

"Tapi sekarang pemerintah tidak menjamin apa-apa lagi utang swasta, jadi memang akan mempengaruhi pembayarannya dengan devisa yang ada tetapi secara tanggung jawab tetap tanggung jawab perusahaan yang berutang itu. Pemerintah tidak menjamin apa-apa lagi. Berbeda dengan 1998," tegas Wapres.

Sementara utang luar negeri pemerintah, menurut Wapres sudah jelas batasnya tiga persen dari GDP per tahun. Hingga saat ini paling tinggi baru menyentuh 2,5 persen.

"Kita bersyukur bahwa tidak pernah melampaui itu justru hanya sekitar dua persen, cuma tahun lalu yang agak sedikit naik 2,5 persen," katanya.

Posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia per Februari 2016 tumbuh 3,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 311,5 miliar dolar AS, dipicu oleh meningkatnya pembiayaan untuk jangka panjang.

Dari sisi peminjam, ULN Indonesia masih didominasi oleh swasta, yakni sebesar 52,8 persen dari total ULN, meskipun realisasi dari swasta terjadi penurunan secara tahunan.

Posisi ULN swasta turun 0,7 persen sehingga menjadi 164,6 miliar dolar AS pada akhir Februari 2016.

Sementara, ULN sektor publik (termasuk pemerintah) meningkat 9 persen (yoy) sehingga posisinya pada akhir Februari 2016 menjadi sebesar 146,9 miliar dolar AS. ULN Publik memiliki porsi 47,2 persen dari total ULN.

Pada sektor swasta, ULN banyak diserap oleh industri sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,1 persen.

ANTARA

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

7 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

8 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

8 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

51 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya