BI: Interkoneksi Keuangan Antarnegara bak Pedang Bermata Dua  

Reporter

Jumat, 29 April 2016 17:06 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad (ketujuh kanan) dan Gubernur BI Agus Martowardojo (kedelapan kanan) foto bersama dengan pengurus ACI - Financial Market Association (FMA) World Congress saat pembukaan "The 55th ACI-FMA World Congress" di Jakarta, 29 April 2016. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan salah satu perkembangan global yang terjadi saat ini adalah semakin cepatnya interkoneksi keuangan antarnegara. Konfigurasi dari penguatan interkoneksi itu, menurut dia, bak dua sisi mata pedang.

"Di satu sisi, mendistribusikan risiko serta meningkatkan efisiensi perekonomian. Tapi interkoneksi yang semakin kuat mempercepat transmisi shock antarnegara," ujar Agus dalam Kongres Dunia Association Cambiste Internationale di Hotel Ritz-Charlton, Jakarta Selatan, Jumat, 29 April 2016.

Menurut Agus, aliran modal portofolio yang semakin cepat berdampak pada meningkatnya fluktuasi nilai tukar. Perkembangan itu, ucap dia, memberikan tantangan yang semakin kompleks kepada emerging market, termasuk Indonesia, dalam mengelola kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

Agus menuturkan terdapat tiga sumber risiko global yang harus diwaspadai emerging market. Sebab, risiko tersebut memicu pergerakan modal portofolio global. "Pertama, perbedaan arah kebijakan moneter Amerika Serikat dengan Eropa, Jepang, dan sebagian besar emerging market," katanya.

Risiko yang kedua, ucap Agus, adalah jatuhnya harga komoditas yang terus berlanjut. Adapun risiko ketiga adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi yang sifatnya struktural. "Yang disertai berbagai kerentanan, terutama semakin tingginya utang swasta," ujarnya.

Dengan masih tingginya tiga risiko itu, menurut Agus, International Monetary Fund pun merevisi prospek perekonomian dunia pada 2016-2017 menjadi 3,2 persen dan 3,5 persen. "Revisi itu bersumber dari terus melemahnya ekonomi emerging market yang berkontribusi sekitar 70 persen dalam pertumbuhan ekonomi dunia," tuturnya.

Kongres Dunia Association Cambiste Internationale-Financial Market Association (ACI-FMA) ke-55 yang mengangkat tema "Value in Diversity" ini merupakan wadah bagi para profesional keuangan dari seluruh dunia untuk membangun jejaring serta mendiskusikan kesempatan dan tantangan bisnis saat ini.

Kongres yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla itu juga diisi Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad, dan Direktur Utama CT Corporation Chairul Tanjung.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

12 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

17 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

19 jam lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

5 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya