Menteri Kominfo Rudiantara (tengah) bersama Ketua Umum idEA Daniel Tumiwa, Senior EVS Transaction Bank Mandiri Rico U. Frans, CEO Blibli.com Kusumo Martanto, CEO Tokopedia.com William Tanuwijaya, dan Associate Director Dyandra Promosindo Michael Bayu dalam konferensi pers perhelatan Indonesia E-Commerce Summit & Expo 2016, Jakarta, 29 Februari 2016. TEMPO/Friski Riana
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Ecommerce Association(idEA) merencanakan akreditasi situs ecommerce dimulai pada tahun ini. Ketua idEA Daniel Tumiwa mengatakan penilaian bakal dilakukan mulai Juni mendatang. "Setelah ada kepengurusan baru pada Juni nanti," ujar Daniel selepas pameran Indonesia Ecommerce Summit and Expo di BSD City, Rabu 27 April 2016.
Daniel merencanakan penilaian akan dilakukan bagi 200 situs jual beli. Kategori yang dinilai adalah operasional situs, kejelasan pembayaran, aspek pelayanan konsumen, ataupun hal-hal lain yang berkaitan dengan perdagangan digital.
Daniel berujar, akreditasi bertujuan meningkatkan kredibilitas situs jual beli, utamanya di mata konsumen. Sebab tidak ada konsekuensi yang diberikan asosiasi bagi pebisnis ecommerce yang menolak akreditasi. Hanya saja, bagi yang sudah dinilai, asosiasi bakal memberi tanda khusus.
Nantinya akan ada perusahaan ecommerce kredibel yang akan diminta jadi tim penilai. "Saya belum bisa sebutkan," ujarnya.
Salah satu isu yang sedang dibahas adalah objek penilaian. Daniel menginginkan situs yang kena akreditasi adalah milik perorangan ataupun badan hukum. "Jadi kami inginnya fokus pada situs dan pelayanannya, bukan pemiliknya," ujar Daniel.