Bursa Saham Amerika dan Eropa Positif, Asia Cenderung Lemah  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 27 April 2016 11:04 WIB

REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Laju bursa saham Asia cenderung melemah pada perdagangan kemarin. Sedangkan laju bursa saham Amerika dan Eropa mengalami kenaikan.

"Aksi ambil untung seusai terimbas pelemahan laju bursa saham global membuat laju bursa saham Asia cenderung melemah," kata Kepala Riset NHK Securities Indonesia Reza Priyambada dalam siaran persnya, Rabu, 27 April 2016.

Penguatan yen terhadap dolar Amerika Serikat kembali jadi momok bagi bursa Jepang. Indeks Nikkei melanjutkan pelemahan akibat imbas yen yang mulai berbalik arah. Belum lagi ketidakjelasan langkah BoJ terhadap rencana stimulus tambahan yang masih akan dibahas dalam rapat BoJ pekan ini.

Turunnya pertumbuhan produk domestik bruto Korea Selatan turut menambah sentimen negatif. Namun masih dibarengi harapan positif akan hasil rapat The Fed yang dapat diterima pelaku pasar.

Rilis laporan keuangan kuartal pertama 2016 dari beberapa emiten direspons positif para pelaku pasar, sehingga turut membawa laju bursa Eropa ke zona hijau. Satu di antaranya UPM yang melaporkan kenaikan laba usaha sebesar 34 persen.

Kembali menguatnya harga minyak dunia juga berhasil menolong indeks Eropa untuk berbalik arah dalam minggu ini. Pelaku pasar melihat tidak ada peluang The Fed menaikkan tingkat suku bunga pada pertemuan dua hari ini. Imbasnya, jalan bursa Eropa ditutup di teritori positif, meski tipis.

Sedangkan laju bursa saham Amerika mampu mengalami kenaikan setelah laju harga minyak berbalik positif. Kenaikan juga terjadi di tengah rilis laporan keuangan beberapa emiten. Penantian pembaruan kebijakan The Fed juga menjadi sentimen positif.

Dari pantauan di bursa saham Amerika, saham Apple merosot setelah membukukan penurunan pendapatan kuartal pertama dalam lebih dari satu dekade terakhir. Penurunan lanjutan diperkirakan terjadi di periode berjalan, terdorong oleh penurunan permintaan produk iPhone. Saham Twitter juga melemah setelah memperkirakan pendapatan kuartal pertama 2016 yang lebih rendah daripada perkiraan analis.

Sebaliknya, sektor energi rebound 1,4 persen setelah minyak mentah West Texas Intermediate naik 3,3 persen di atas US$ 44 per barel. Kenaikan terjadi di tengah tanda-tanda kelebihan pasokan global semakin berkurang.

VINDRY FLORENTIN




Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

11 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

42 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya