Impor Garam Dilarang, Industri Aneka Pangan Terancam Tutup

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 19 April 2016 22:47 WIB

Pekerja mengemas seviiyan (sejenis bihun), bahan dasar pembuatan sheerkhorma, hidangan tradisional untuk berbuka puasa di industri rumahan di Hyderabad, India, 23 Juni 2015. Sheerkhorma adalah panganan khas Ramadan warga muslim di India. NOAH SEELAM/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) menyatakan sebagian industri aneka pangan di dalam negeri terancam tutup akibat tidak adanya bahan baku garam industri menyusul keran yang belum dibuka pemerintah.

Sekretaris AIPGI Cucu Sutara mengatakan saat ini salah satu perusahaan besar yang menyuplai 55.000 ton impor garam industri untuk 70-80 food industry sudah tutup dan merumahkan karyawan.

"Ini akan berefek ke industri aneka pangan lainnya. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuka keran impor garam secepatnya," paparnya kepada Bisnis.com, Selasa (19 April 2016).

Dia menyebutkan, impor garam industri setiap tahun mencapai 2,1 juta ton. Semuanya digunakan untuk kebutuhan industri di Indonesia. Akan tetapi, saat ini rekomendasi keran impor garam belum dilakukan.

Cucu menjelaskan Peraturan Menteri Perdagangan No 125/2015 tentang Ketentuan Impor Garam hanya mengatur impor garam oleh industri yang memiliki API-P. Sedangkan pengamanan pasokan garam untuk bahan baku industri yang tidak mengimpor sendiri tidak diatur.

Sehingga, muncul pertanyaan siapa yang memasok garam untuk industri tersebut yang apabila mengimpor sendiri tidak ekonomis karena volume yang dibutuhkan sedikit.

"Bisa dibayangkan kalau impor garam industri belum secepatnya dilakukan, sumber devisa negara serta karyawan di PHK," tegasnya. Ekspor industri aneka pangan rata-rata per tahun sekitar US$6 miliar, industri pulp yang memakai garam dengan nilai US$4 miliar, serta tekstil US$13 miliar.

Pemerintah harus mengambil solusi jalan tengah agar kondisi keterancaman tutupnya perusahaan akibat tidak adanya bahan baku. Dia menjelaskan meskipun Indonesia memiliki garis pantai yang cukup panjang, tidak semua lahan tersebut dapat dipakai untuk lahan garam.

Untuk membangun lahan garam yang ekonomis dibutuhkan dukungan alam yang optimal dengan persyaratan-persyaratan utama kondisi antara lain tersedianya lahan garam dalam satu hamparan dengan luasan minimal 1.000 hektare (ha), curah hujan rata-rata per tahun maksimal 1.300 mm, serta musim kemarau kering dan kontinyu minimal 4 bulan.

"Berdasarkan persyaratan hanya beberapa garis pantai yang dapat dimanfaatkan untuk ladang pegaraman yang ekonomis," ujarnya. Adapun, potensi lahan pegaraman di Indonesia terdapat di enam provinsi dengan total luas garam sekitar 26.000 ha, dengan rincian Jabar 3.860 ha, Jawa Tengah 5.658 ha, Jawa Timur 12.197 ha, Nusa Tenggara Barat 1.861 ha, Nusa Tenggara Timur 241 ha, Sulawesi Selatan 1.247 ha, dan lain-lain 900 ha.

Cucu menjelaskan, hasil produksi garam lokal sebagian besar adalah kualitas 2 maupun kualitas 3, sedangkan kualitas 1 dapat diproduksi oleh PT. Garam yang pada saat ini produksinya baru mencapai sekitar 350.000 ton pada lahan seluas 5.490 ha.


BISNIS

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

5 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

16 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

20 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

23 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

27 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

28 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

31 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

33 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

39 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

40 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya