Defisit Naik Jadi Rp 7 Triliun, BPJS Terbantu Kenaikan Premi  

Rabu, 13 April 2016 18:53 WIB

Ilustrasi BPJS Kesehatan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) memprediksi defisit akan meningkat pada tahun ini. Direktur Perencanaan dan Pengembangan BPJS Kesehatan Mundiharno mengatakan defisit bisa menyentuh angka Rp 7 triliun lantaran ada penambahan jumlah peserta. "Tahun lalu ada defisit Rp 5,2 triliun," kata dia di Kantor Pusat BPJS, Jakarta, Rabu, 13 April 2016.

Meski defisit tak bisa dihindari, BPJS Kesehatan sudah mempunyai skema agar tidak terjadi kesenjangan antara pendapatan dengan pengeluaran (mismatch). Mundiharno menyatakan kenaikan iuran bagi peserta kelas II dan kelas I pada tahun ini akan memberikan konstribusi yang cukup besar.

Besaran kontribusi dari kenaikan iuran tersebut mencapai Rp 2,19 triliun. Kenaikan iuran itu sendiri sudah diatur dalam Peraturan Presiden No.19 tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.

Selain itu, kontribusi bagi pendapatan berikutnya datang dari pemerintah. Dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara tengah disiapkan agar selisih mismatch tidak melebar. Mundiharno menyebut pemerintah bersedia mengalokasikan dana sebesar Rp 6,8 triliun. "Itu bisa menutupi pembiayaan di 2016," tuturnya.

Alokasi dana tambahan itu, menurut Mundiharno, naik bila dibandingkan tahun lalu. Pada 2015 pemerintah memberikan dana segar dari APBN Perubahan sebesar Rp 5 triliun.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris, mengatakan, dengan skema itu mismatch bisa dihindari. Selain lewat iuran dan bantuan pemerintah, sumber pendanaan BPJS lainnya berasal dari hasil investasi.

Tahun 2015 dana hasil investasi menambah pundi-pundi kas BPJS sebesar Rp 1,67 triliun. Walhasil di akhir periode Desember 2015 kas BPJS mengalami surplus Rp 1,9 triliun, naik bila dibandingkan dengan kas di akhir 2014 yang mencapai Rp 494,11 miliar.

Tak sekedar berharap kepada tiga sumber pendanaan itu, BPJS pun akan mengoptimalkan tingkat kepatuhan. Direktur Keuangan BPJS Kemal Imam Santoso mengatakan optimalisasi tingkat kepatuhan meliputi penambahan peserta dan pembayaran iuran. Saat ini jumlah peserta BPJS Kesehatan per 1 April 2016 mencapai 164.745.113 peserta.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

10 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

12 hari lalu

HSBC Indonesia dan Allianz Life Luncurkan Asuransi Warisan, Khusus untuk Nasabah Premier

HSBC Indonesia dan Allianz Life meluncurkan produk asuransi berbentuk warisan atau Premier Legacy Assurance untuk nasabah premiernya. Produk perencanaan warisan ini dikonsep sebagai solusi perlindungan sekaligus dukungan terhadap kehidupan keluarga nasabah yang sejahtera di masa depan.

Baca Selengkapnya

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

30 hari lalu

KCIC Periksa Kesesuaian Tiket Penumpang Whoosh untuk Kebutuhan Pemberian Asuransi Perjalanan

Apabila data yang diisi pada tiket tidak sesuai dengan identitas aslinya, maka penumpang Whoosh tersebut tidak ter-cover oleh asuransi.

Baca Selengkapnya

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

48 hari lalu

Tony Benitez Ditunjuk jadi CEO dan Presdir Baru Prudential Indonesia

Prudential Indonesia menunjuk Tony Benitez sebagai CEO dan Presiden Direktur menggantikan Michellina Laksmi Triwardhany per 1 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

PTUN Menangkan Kresna Life, Pengamat Asuransi: Preseden Buruk bagi Industri Keuangan

48 hari lalu

PTUN Menangkan Kresna Life, Pengamat Asuransi: Preseden Buruk bagi Industri Keuangan

Putusan PTUN yang membatalkan keputusan OJK ihwal pencabutan izin usaha Kresna Life dinilai sebagai preseden buruk bagi industri keuangan.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Kresna Life di PTUN, OJK Ajukan Banding

48 hari lalu

Dikalahkan Kresna Life di PTUN, OJK Ajukan Banding

OJK akan mengajukan banding atas kasusnya melawan Kresna Life.

Baca Selengkapnya

PTUN Batalkan Pencabutan Izin Usaha Kresna Life, Bagaimana Respons OJK dan Seperti Apa Kronologinya?

48 hari lalu

PTUN Batalkan Pencabutan Izin Usaha Kresna Life, Bagaimana Respons OJK dan Seperti Apa Kronologinya?

PTUN Jakarta mengabulkan gugatan Michael Steven ihwal pembatalan keputusan OJK mengenai pencabutan izin usaha Kresna Life. Bagaimana respons OJK?

Baca Selengkapnya

KPK Selidiki Korupsi di PT Taspen, Begini Modus Investasi Fiktif Ala Taspen Life

51 hari lalu

KPK Selidiki Korupsi di PT Taspen, Begini Modus Investasi Fiktif Ala Taspen Life

Dugaan korupsi di PT Taspen, Taspen Life dengan modus investasi fiktif menambah daftar panjang kasus penyelewengan dana asuransi di Indonesia

Baca Selengkapnya

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

22 Februari 2024

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

Prudential Indonesia pada awal tahun ini telah meluncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture. Produk ini merupakan perlindungan jiwa jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Thailand Luncurkan Jaminan Kesehatan untuk Turis Asing sampai Rp438 Juta

17 Februari 2024

Thailand Luncurkan Jaminan Kesehatan untuk Turis Asing sampai Rp438 Juta

Kompensasi turis di Thailand berdasarkan kasus, misalnya, jika kehilangan penglihatan atau cacat permanen, besarnya adalah Rp131 juta.

Baca Selengkapnya