BPK: Ketidakpatuhan Finansial Rugikan Negara Rp 711 Miliar

Selasa, 12 April 2016 17:27 WIB

Harry Azhar Azis. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2015 yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya 1.401 atau 55 persen permasalahan ketidakpatuhan yang merugikan negara Rp 710,91 miliar. Sepanjang pertengahan tahun hingga akhir 2015, secara keseluruhan terdapat 2.537 permasalahan ketidakpatuhan yang berdampak finansial senilai Rp 9,87 triliun.

Ketua BPK Harry Azhar Azis menyatakan dari hasil audit juga ditemukan 453 atau 18 persen permasalahan yang berpotensi merugikan negara senilai Rp 1,15 triliun. “Dan 683 atau 27 persen permasalahan yang mengurangi penerimaan senilai Rp 8 triliun," katanya dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 12 April 2016.

Menurut Harry, entitas yang diperiksa telah menindaklanjuti temuan BPK atas permasalahan ketidakpatuhan yang berdampak finansial itu. Dia berujar, entitas-entitas yang diperiksa telah menyerahkan aset mereka ke dalam kas negara Rp 970,15 miliar atau sekitar 10 persennya pada saat pemeriksaan.

Selain itu, menurut Harry, terdapat 4.021 permasalahan ketidakpatuhan yang tidak berdampak finansial. Permasalahan tersebut terdiri atas 1.121 atau 28 persen permasalahan penyimpangan administrasi dan 2.900 atau 72 persen permasalahan ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan senilai Rp 1,61 triliun.

Dalam IHPS itu sendiri, BPK memaparkan ringkasannya dari 704 laporan hasil pemeriksaan (LHP) yang terdiri atas 92 LHP pada pemerintah pusat, 571 LHP pada pemerintah daerah dan BUMD, serta 41 LHP pada BUMN dan badan lainnya. LHP tersebut terdiri atas 35 LHP keuangan, 277 LHP kinerja, dan 392 LHP dengan tujuan tertentu.

Dari LHP itu, menurut Harry, BPK menemukan 6.548 temuan yang memuat 8.733 permasalahan. Berbagai permasalahan tersebut terdiri atas 2.175 kelemahan sistem pengendalian internal dan 6.558 permasalahan ketidakpatuhan. "Senilai Rp 11,49 triliun," ujarnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

2 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

37 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

40 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

41 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

41 hari lalu

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

41 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

41 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Baca Selengkapnya

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

41 hari lalu

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

Direktur Bina Penataan Bangunan, PUPR, mengatakan pembangunan IKN dilakukan secara gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

42 hari lalu

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

KPK telah melimpahkan berkas perkara tiga pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Papua Barat selaku penerima suap

Baca Selengkapnya

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

45 hari lalu

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

Menkeu Sri Mulyani menyerahkan laporan dugaan tindak pidana korupsi senilai Rp 2,5 triliun terkait penggunaan dana pada LPEI ke Jaksa Agung.

Baca Selengkapnya