2015, Rekomendasi BPK Hasilkan Setoran Rp 989,14 Miliar

Selasa, 12 April 2016 16:40 WIB

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Harry Azhar Aziz. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang berhasil ditindaklanjuti dengan penyerahan aset dan penyetoran uang ke kas negara pada 2015 sebesar Rp 989,14 miliar. Adapun tindak lanjut penyerahan aset dan penyetoran uang ke kas negara sepanjang periode 2010-2014 sebesar Rp 32,56 triliun.

"Pada periode 2005-2009, penyerahan aset dan penyetoran uang ke kas negara sebesar Rp 34,28 triliun," kata Ketua BPK Harry Azhar Azis dalam rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 12 April 2016.

Pada 2010-2014, dari 221.207 rekomendasi BPK senilai Rp 100,56 triliun, 142.658 tindak lanjut telah sesuai rekomendasi, yakni senilai Rp 46,33 triliun. Sementara itu, 56.541 tindak lanjut senilai Rp 49,31 triliun belum sesuai dan sedang dalam proses tindak lanjut.

Menurut Harry, 21.388 rekomendasi senilai Rp 4,15 triliun belum ditindaklanjuti. "Sebanyak 62 rekomendasi senilai Rp 771,94 miliar tidak dapat ditindaklanjuti.”

Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2015, BPK juga memaparkan hasil pemantauan penyelesaian kerugian negara pada 2003-2015. Menurut Harry, 4.847 kasus senilai Rp 143,76 miliar telah diangsur. Sementara itu, 11.864 kasus senilai Rp 282,98 miliar telah dilunasi.

Harry berujar, 156 kasus kerugian negara senilai Rp 8,42 miliar dihapuskan. "Dengan demikian, terdapat sisa kerugian sebanyak 10.527 kasus dengan nilai Rp 1,02 triliun," tutur Harry.

Selama 2003-2015, menurut Harry, terdapat temuan yang mengandung unsur pidana kepada instansi yang berwenang atau penegak hukum. Terdapat 230 surat dengan 445 temuan yang bernilai Rp 33,48 triliun dan US$ 841,88 juta.

Dari temuan tersebut, Harry mengatakan, instansi yang berwenang telah menindaklanjuti 419 temuan sebesar Rp 42,66 triliun. "Khusus 2015, BPK telah menyampaikan tiga surat atas tiga temuan dengan unsur pidana kepada Kepolisian Republik Indonesia senilai Rp 73,46 miliar," ucapnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

32 hari lalu

Anggota Dewan Sebut Program Rice Cooker Gratis Kementerian ESDM Abal-abal, Harus Diaudit BPK

Program rice cooker gratis merupakan proyek hibah untuk rumah tangga yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

35 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Maksud PUPR Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Kereta Ekonomi Generasi Baru

Berita terpopuler ekonomi bisnis sepanjang Jumat, 22 Maret 2024 yakni maksud PUPR sebut pembangunan IKN gerudukan dan was-was diperiksa BPK.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

36 hari lalu

Terkini: Prabowo Pernah Janji Bangun 3 Juta Rumah Gratis untuk Masyarakat, BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN Sejak 2022

KPU menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

36 hari lalu

BPK Sudah Mengaudit Proyek Gerudukan IKN sejak 2022, Ini Hasilnya

Pembangunan IKN di Kalimantan Timur yang dilakukan besar-besaran dan berkejaran dengan waktu,

Baca Selengkapnya

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

36 hari lalu

Terkini: PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, KFC dan Burger King hingga Popeyes Tebar Promo Paket Berbuka Puasa

Direktur Bina Penataan Bangunan Kementerian PUPR Cakra Nagara mengatakan pembangunan IKN dilakukan gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

36 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di IKN Telan Biaya Rp 68 Triliun, PUPR Mengaku Was-was dengan Audit BPK

Kementerian PUPR mengaku was-was dengan audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) soal pembangungan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Baca Selengkapnya

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

36 hari lalu

PUPR Sebut Pembangunan IKN Gerudukan dan Was-was Diperiksa BPK, Apa Maksudnya?

Direktur Bina Penataan Bangunan, PUPR, mengatakan pembangunan IKN dilakukan secara gerudukan dan khawatir dengan pemeriksaan BPK.

Baca Selengkapnya

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

37 hari lalu

Kasus Suap Audit di Sorong, KPK Limpahkan Berkas Perkara Tiga Pejabat BPK ke Pengadilan Tipikor

KPK telah melimpahkan berkas perkara tiga pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Papua Barat selaku penerima suap

Baca Selengkapnya

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

40 hari lalu

Menteri Sri Mulyani Laporkan Dugaan Korupsi Rp2,5 T di LPEI ke Jaksa Agung, Lembaga Apa Itu?

Menkeu Sri Mulyani menyerahkan laporan dugaan tindak pidana korupsi senilai Rp 2,5 triliun terkait penggunaan dana pada LPEI ke Jaksa Agung.

Baca Selengkapnya

Anggota BPK Nonaktif Achsanul Qosasi Didakwa Terima Suap Rp 40 Miliar Korupsi BTS, Siapa Nama Lain Pernah Disebut?

50 hari lalu

Anggota BPK Nonaktif Achsanul Qosasi Didakwa Terima Suap Rp 40 Miliar Korupsi BTS, Siapa Nama Lain Pernah Disebut?

Selain anggota III BPK nonaktif Achsanul Qosasi yang sudah menjadi terdakwa, terdapat beberapa nama pernah terseret korupsi BTS. Siapa mereka?

Baca Selengkapnya