Pengunjung memadati perhelatan Kickfest 2013 di Monumen Perjuangan Rakyat, Bandung, Jawa Barat, (20/10). Kickfest merupakan sebuah pesta clothing dan distro tahunan terbesar di tanah air ini. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Denpasar - Industri clothing yang sudah berkembang pesat di kalangan anak muda Bali ternyata belum mendapat perhatian dari pemerintah Denpasar. “Belum ada bantuan apa pun, kalau bikin event masih dipersulit saja,” kata Dwinata Yudhistira, pengurus Paradise Island Clothing Association (PICA) Bali, kepada Tempo, Selasa, 29 Maret 2016.
Menurut Dwinata, animo anak muda untuk menekuni bisnis berbasis kreativitas makin tinggi. Hal ini bisa dilihat dari event PICA Festival yang sudah digelar ketiga kalinya di tahun ini. “Jumlah yang mendaftar lebih dari 100 outlet. Sayang kami hanya bisa menyediakan untuk 70 stand."
Adapun jumlah pengunjung tahun ini diharapkan mencapai 45 ribu orang dengan omzet transaksi hingga Rp 3,5 miliar. Tahun lalu, jumlah pengunjung mencapai 35 ribu orang dengan transaksi mencapai Rp 2 miliar.
PICA Fest akan berlangsung pada 1-3 April 2016 di GOR Ngurah Rai, Denpasar. Selain suguhan clothing dengan aneka pernak-pernik, akan ada penampilan sejumlah musikus serta band lokal dan nasional, antara lain Killing Me Inside dan Endah N Rhesa dari Jakarta serta Rocket Rocker dari Bandung. Acara juga diramaikan sejumlah band lokal Bali.
Dwinata menerangkan, pemerintah sebenarnya bisa berperan dengan memberikan bantuan modal, melakukan pelatihan ketrampilan, hingga mempermudah promosinya.
Industri clothing berkembang seiring dengan pertumbuhan band-band indie di Denpasar sejak era 2000-an. Awalnya, clothing digunakan untuk menciptakan branding dari band-band itu. Konsumennya adalah keluarga dan temannya. Namun, hal ini ternyata bisa menghasilkan pemasukan tersendiri. Dwinata yakin, industri ini bisa menjadi alternatif pariwisata saat turis mulai mengalami kejenuhan.
Pemusik I Gusti Made Febri Iswara menyebut pembuatan clothing bisa sekaligus membangun kedekatan dengan fans dari band-nya, Painful in Kisses. “Jadi bisa saling support karena belum bisa mengharapkan sepenuhnya hidup dari penghasilan main musik saja,” ujarnya. Febri percaya desain clothing dari Bali cukup menarik sehingga bisa diterima teman-teman di luar Bali.