TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan stok beras dan jagung masih cukup. Jadi, dalam waktu dekat ini, tak diperlukan impor dua komoditas utama tersebut.
"Sementara belum perlu, kan panen raya," ucap Djarot saat ditemui di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin malam, 28 Maret 2016. Untuk beras, Djarot mengaku stoknya masih berada di angka 1,5 juta ton.
Dalam panen raya yang saat ini sedang terjadi, Djarot berharap akan bisa menghasilkan beras 2-3 juta ton. "Harapannya ya 2-3 juta ton," ujar Djarot.
Begitu pula stok jagung, tutur Djarot, masih berada di level yang aman, yaitu 250 ribu ton. Ia optimistis baik beras maupun jagung masih belum perlu diimpor.
Sebaliknya, stok kedelai menurun karena produksinya semakin menyusut. Jadi tak tertutup kemungkinan untuk impor komoditas itu. "Biasanya impor dari Amerika Latin dan beberapa negara lain," ucapnya.
Mengenai pendanaan untuk impor, menurut Djarot, itu bukanlah hal sulit. Masalah pendanaan tersebut bisa diatasi dengan meminjam sejumlah uang ke bank. "Kalau semua jalan, kurang-lebih Rp 20-30 triliun (dananya)."
Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni
22 hari lalu
Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni
Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut menyalurkan bantuan pangan atau bansos beras di Jambi hari ini. Jokowi mengklaim bantuan ini menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.