Bappenas Dorong Mitigasi Perubahan Iklim di Sumut dan Jatim

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 15 Maret 2016 21:04 WIB

Akses jalan terputus di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang tenggelam oleh luapan Sungai Citarum, 13 Maret 2016. Ribuan rumah di Kabupaten Bandung tergenang banjir yang berada di DAS Citarum beserta anak-anak sungainya. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Bumi tengah menghadapi perubahan cuaca yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika melaporkan petani kesulitan untuk membaca iklim sehingga banyak petani yang gagal panen karena waktu tanam tidak tepat. Terjadinya gagal panen akan mengurangi ketersediaan pangan.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Endah Murniningtyas mengatakan pemerintah akan melaksanakan rencana aksi adaptasi perubahan cuaca di 15 area yang rentan diantaranya di dua provinsi yaitu Sumatra Utara dan Jawa Timur.

“Bagaimana kemudian dari ilmu pengetahuan dibahasakan dengan mudah, dikomunikasikan dengan komunitas seperti petani dan seterusnya,” katanya, di Jakarta, Selasa (15 Maret 2016).

Perubahan iklim juga dirasakan oleh nelayan karena naiknya suhu air laut. Hal itu menganggu produksi sumber daya laut. Nelayan juga tidak dapat melaut sebab sulit untuk mengetahui waktu yang tepat untuk menangkap ikan.

Upaya aksi nyata pada masyarakat juga didorong oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan menargetkan 2.000 kampung di Indonesia untuk diubah menjadi Kampung Iklim hingga 2019.

Sebelumnya, Endah menyampaikan pemerintah akan menggali lebih dalam potensi nilai ekonomi hayati. Potensi nilai ekonomi hayati berasal dari biomasa pangan sebesar 42,7% dengan nilai total Rp1.334 triliun, disusul oleh sumber kayu dan hasil hutan bukan kayu sebesar 34,5%. Sementara, jasa kultural wisata keindahan alam hanya 0,02% dan hayati sebagai sumber bahan obat, kesehatan dan kosmetika sebesar 0,1%. “Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan kualitas lingkungan hidup dan menggali potensi baru sumber daya alam,” ujarnya.


BISNIS

Berita terkait

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

13 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

17 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

20 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

24 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

25 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

28 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

30 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

37 hari lalu

Antisipasi Kenaikan Harga Pokok, Ombudsman Minta Perpanjang Bantuan Pangan hingga Desember

Ombudsman RI meminta pemerintah memperpanjang bantuan pangan hingga Desember 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

37 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya