Tak Punya Lahan, Pemkot Bekasi Kesulitan Bangun Rusunawa

Reporter

Kamis, 10 Maret 2016 16:26 WIB

Pekerja menyelesaikan pembuatan maket apartemen di kawasan Pondok Aren, Tengerang Selatan, 28 Januari 2016. Maket tersebut dijual dengan harga 4 juta rupiah hingga 80 juta rupiah. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Bekasi - Pertumbuhan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kota Bekasi, Jawa Barat, stagnan. Kondisi ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan hunian vertikal seperti apartemen yang mulai menjamur di wilayah timur Jakarta tersebut.

Kepala Dinas Bangunan dan Pemukiman, Kota Bekasi, Dadang Ginanjar mengatakan, Pemerintah Kota kesulitan mencari lahan untuk hunian vertikal bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Padahal, kata dia, kebutuhan rumah di wilayah setempat cukup tinggi. "Setiap tahun jumlah penduduk bertambah. Target kami ada penambahan enam unit rumah susun," kata Dadang, Kamis, 10 Maret 2016.

Sebetulnya, kata dia, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat siap membangun rumah susun, asalkan lahannya tersedia. Tahun lalu, kata dia, pemerintah pusat membangun satu unit rusun di Bekasi Jaya, Bekasi Timur. Pembangunan itu menambah satu tower lagi yang telah terbangun sebelumnya. "Satu rumah susun ada 96 kamar," kata dia. Artinya, saat ini pemerintah baru mempunyai 192 kamar.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, masyarakat miskin di wilayah setempat pada tahun 2014 mencapai 140.900 jiwa atau 33.922 keluarga. Mayoritas adalah buruh serabutan, tukang becak, pemulung, dan profesi lainnya yang memiliki penghasilan di bawah U$ 2 dollar per hari.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bekasi Jumhana Lutfi mengakui pemerintah kesulitan untuk memenuhi kebutuhan lahan bagi pembangunan rusunawa. Karena itu, secara bertahap, pemerintah bakal melakukan pengadaan lahan. "Kami prioritaskan di wilayah Bantargebang dan Mustikajaya," ujar dia.

Menurut dia, kebutuhan lahan untuk pembangunan satu unit rumah susun tersebut minimal 5.000 meter persegi. Karena itu, dibutuhkan dana yang cukup besar untuk pengadaannya, sebab harga tanah di Kota Bekasi semakin mahal. Jika harga tanah rata-rata Rp 2 juta per meter, artinya dibutuhkan Rp 10 miliar untuk kebutuhan satu rumah susun.

Jumhana mengakui, kalau pertumbuhan rumah susun sewa sederhana kalah pesat dibanding dengan pembangunan apartemen. Soalnya, kata dia, apartemen dibangun oleh pihak swasta dengan kepentingan bisnis. Adapun, harga apartemen jauh tak terjangkau oleh masyarakat miskin. "Kalau swasta gampang, punya lahan kemudian dibangun apartemen," ujar dia.

Berdasarkan data dari Dinas Tata Kota Bekasi, jumlah apartemen di wilayah setempat terus bertambah setiap tahunnya. Diantaranya tahun 2011 sebanyak satu unit, 2012 satu unit, 2013 tiga unit, 2014 13 unit, 2015 14 unit, dan tahun 2016 hingga Maret sudah mencapai empat unit.

Kepala Dinas Tata Kota Bekasi, Koswara mengatakan, minimnya jumlah rusunawa berdampak pada relokasi warga yang bermukim di tanah negara atau pemukiman ilegal. Ia mencontohkan, ratusan kepala keluarga di RW 1 Kelurahan Margahayu atau di pinggir Kali Bekasi enggan digusur sebelum disediakan rumah susun. "Berbeda dengan Jakarta, gusur lalu dipindah ke rumah susun," kata dia.

Padahal, kata dia, lahan milik negara harus dikembalikan sebagaimana fungsinya, seperti ruang terbuka hijau maupun sarana umum atau sosial demi kepentingan masyarakat. Selain itu, pemukiman atau bangunan liar juga dianggap merusak keindahan kota. "Yang ingin ditertibkan meminta disediakan rumah susun, sementara rumah susun terbatas," kata Koswara.

Anggota Komisi Sosial Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi, Ronny Hermawan mengatakan, mengakui apabila lahan milik pemerintah cukup terbatas. Namun, tak serta merta bila lahan tak ada hanya diam diri. "Simpel saja, dianggarkan pembelian lahan," kata Ronny.

Menurut dia, pembangunan rumah susun juga dibuat terpadu. Misalnya ada ada pasar kecil, ada pusat kesehatan masyarakat, maupun sarana pendidikan. Hal itu, kata dia, dapat merangsang masyarakat berpenghasilan rendah untuk pindah ke rumah susun. "Daripada tinggal di pemukiman liar," kata Ronny.

ADI WARSONO

Berita terkait

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

19 hari lalu

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

Golkar mengajukan tiga nama di Pilkada Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

21 hari lalu

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad, mengatakan 50 persen lebih warganya mudik ke kampung halaman

Baca Selengkapnya

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

21 hari lalu

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

Sudah ada tiga tokoh yang mendaftar untuk maju di Pilkada Kota Bekasi 2024 lewat PKB

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

31 hari lalu

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

Para tersangka pelaku pencampur BBM jenis Pertalite dengan air yang dikirim ke sebuah SPBU Kota Bekasi tersebut akan diancam pidana 6 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

55 hari lalu

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

Alex Villas Group memprediksi bisnis properti di Bali akan menguat pada 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif CEO Rumah123 Wasudewan: Rumah Tapak Masih jadi Favorit

58 hari lalu

Wawancara Eksklusif CEO Rumah123 Wasudewan: Rumah Tapak Masih jadi Favorit

Kepada Tempo, CEO Rumah123, Wasudewan menyebutkan dalam tiga tahun terakhir, tren pencarian properti tak banyak berubah. Simak wawancara lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Harga Hunian Naik Tapi Penjualan Tetap Meningkat, Mayoritas Beli dengan KPR

19 Februari 2024

Harga Hunian Naik Tapi Penjualan Tetap Meningkat, Mayoritas Beli dengan KPR

Bank Indonesia mencatat adanya kenaikan harga properti jenis hunian di pasar primer pada kuartal IV 2023. KPR jadi sumber pendanaan pembelian.

Baca Selengkapnya

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

7 Februari 2024

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

Pengguna KRL berharap PT KAI serius memperbaiki fasilitas publik di stasiun Bekasi itu.

Baca Selengkapnya

Relawan Mahfud MD, Komunitas Peluru Tak Terkendali Kunjungi Atlet Kalangan Disabilitas di Bekasi

29 Januari 2024

Relawan Mahfud MD, Komunitas Peluru Tak Terkendali Kunjungi Atlet Kalangan Disabilitas di Bekasi

Dalam pertemuan tersebut para relawan cawapres Mahfud MD tersebut menemui Ketua Pengurus GOR Bulu Tangkis Smesh, Sugeng.

Baca Selengkapnya

Prabowo ke Pendukungnya: Ada yang Kasih Duit Terima Saja, Itu Uangmu, Hasil Korupsi

22 Januari 2024

Prabowo ke Pendukungnya: Ada yang Kasih Duit Terima Saja, Itu Uangmu, Hasil Korupsi

Prabowo Subianto mengatakan, masyarakat boleh menerima money politics atau serangan fajar saat hari pencoblosan Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya