Harga Emas Diprediksi Akan Terkoreksi di Akhir Tahun 2016
Editor
Saroh mutaya
Senin, 7 Maret 2016 23:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun dianggap sebagai pilihan investasi utama di tengah perlambatan prekonomian global, harga emas yang masih cemerlang diprediksi bakal terkoreksi pada akhir 2016.
Sentimen tekanan utama berasal dari kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Pada perdagangan Senin (7 Maret 2016) pukul 19:46 WIB harga emas Comex untuk kontrak April 2016 naik 0,5 poin atau 0,04% menjadi US$1.271,2 per troy ounce. Adapun emas Gold Spot naik 13,3 poin atau 1,04% menjadi US$1.272,08 per troy ounce.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim yang menyampaikan, harga emas pada kuartal pertama memang terlihat cerah di atas level US$1.200 per troy ounce akibat masih melambatnya perekonomian global.
Namun, dalam waktu dekat, harga logam mulia rentan tertekan akibat perbaikan ekonomi Amerika Serikat yang turut menguatkan dolar. Sinyal perbaikan Paman Sam sudah ditunjukkan melalui data penyerapan tenaga kerja Februari yang dirilis Jumat (4 Maret 2016) sebesar 242.000.
Angka penyerapan tenaga kerja yang naik di atas 200.000 melebihi ekspektasi pasar sehingga mengoreksi harga logam mulia. Ke depan, sambungnya, angka ini bakal terus bertambah
Bertambahnya angka pekerja pun menjadi salah satu bahan pertimbangan para pejabat The Fed dalam pertemuan pada 15-16 Maret. Meskipun para analis belum memperkirakan Fed Fund Rate (FFR) akan dinaikkan sebagai hasil putusan rapat, suku bunga AS dipercaya tetap meningkat sebanyak dua kali sepanjang 2016.
"Tahun lalu mereka merencanakan suku bunga naik empat kali pada 2016, masing-masing dilakukan per kuartal sebesar 25 basis poin. Tapi sekarang sepertinya hanya dua kali sebesar 0,5%," tuturnya kepada Bisnis.com, Minggu malam (6 Maret 2016).
Kenaikan suku bunga tahap kedua, lanjutnya, kemungkinan besar dilakukan pada kuartal keempat seperti pada 2015, sehingga emas akan terkoreksi di akhir tahun. Alhasil, harga logam mulia pada akhir 2016 hanya berkisar US$1.060 per troy ounce.