TEMPO.CO, Jakarta - Wacana pemangkasan ekspor minyak mentah menemui titik terang. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi melaporkan Chevron Indonesia bersedia menjual minyak mentahnya ke PT Pertamina.
"Kami targetkan delivery sesegera mungkin. Harusnya sudah bisa pada pertengahan tahun, jika administrasinya tidak bermasalah," ujar Wakil Kepala SKK Migas Dzikrullah di Jakarta, Senin, 7 Maret 2016.
Berdasarkan rencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pemangkasan ekspor dilakukan pada akhir tahun lalu. Namun Pertamina saat itu keberatan dengan keberlakuan Pajak Pertambahan Nilai(PPN) sebesar 3 persen dari pembelian minyak dengan Chevron.
Kini, kata Dzikrullah, Pertamina sudah melunak. Dia bersedia membayar PPN agar jual beli disepakati. Diketahui Pertamina berencana membeli minyak Chevron hingga 120.000 barel per hari (bph) dari lapangan Duri dan Minas. Minyak rencananya diolah di kilang Dumai milik perseroan.
Kedua belah pihak sedang membicarakan skema pembelian minyak. Sebab Chevron Indonesia tidak bisa menjual minyak mentah secara langsung, melainkan menggunakan anak usaha (trading arm) di Singapura.
Dzikrullah mengaku tidak mengetahui sejauh mana diskusi tersebut berlangsung. "Pertemuan terakhir itu pekan lalu. Yang jelas Chevron sudah support," ujar Dzikrullah.
ROBBY IRFANY
Berita terkait
Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas
23 Februari 2024
Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.
Baca SelengkapnyaPengeboran 849 Sumur hingga Akhir 2023, SKK Migas: Produksi Gas Meningkat 1,3 Persen
12 Desember 2023
SKK Migas mencatat peningkatan angka produksi minyak di tahun ini.
Baca SelengkapnyaKontrak yang Diteken di Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Tembus Rp 20,2 T
26 November 2023
SKK Migas mengungkapkan total nilai kontrak antarperusahaan dalam negeri yang ditandatangani di Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) III 2023 Jakarta
Baca SelengkapnyaSKK Migas: Nilai Investasi Eksplorasi Minyak dan Gas Tahun Ini US$ 1,7 Miliar, Tertinggi sejak 2016
23 Januari 2023
SKK Migas akan melakukan eksplorasi minyak dan gas di 57 sumur dengan nilai investasi mencapai US$ 1,7 miliar. Tertinggi sejak 2016.
Baca SelengkapnyaSKK Migas Targetkan Pengeboran 57 Sumur Eksplorasi, Bertambah 90 Persen
19 Januari 2023
SKK Migas menargetkan pengeboran sebanyak 57 sumur eksplorasi tajak pada 2023, meningkat 90 persen dibanding capaian tahun 2022.
Baca SelengkapnyaPenyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar
3 Januari 2023
BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.
Baca SelengkapnyaAirlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas
24 November 2022
Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas
23 November 2022
Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.
Baca SelengkapnyaKepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar
23 November 2022
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.
Baca SelengkapnyaEks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri
28 Oktober 2022
Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri
Baca Selengkapnya