Target BI Turunkan Bunga Kredit, Bukan NIM  

Reporter

Selasa, 23 Februari 2016 10:38 WIB

Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan target utama bank sentral bukan menurunkan net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih, tapi menekan bunga kredit. “Karena setelah bunga dana turun, biaya overhead turun. Biaya pencadangan, kredit bermasalah, dan bunga kredit pun bisa turun,” katanya di Kantor BI, Jakarta, Senin, 22 Februari 2016.

Menurut Mirza, jika ada segmen kredit yang pasarnya kurang kompetitif, kompetisi di sektor itu harus didorong. Pasar kredit sangat beragam, seperti sektor korporasi; usaha mikro, kecil, dan menengah; pemilikan rumah; atau konsumtif. "Di setiap sektor harus ada kompetisi yang tinggi," ujarnya. Persaingan bunga kredit itu diharapkan mampu menekan bunga pinjaman lebih cepat."

Untuk menekan bunga kredit, hal lain yang dilakukan adalah menurunkan tingkat inflasi dan biaya overhead. Mirza mengatakan, di Filipina, rasio biaya overhead lebih rendah dibanding Indonesia. Namun ia optimistis Indonesia bisa menurunkan biaya overhead dengan menciptakan iklim usaha yang kompetitif. Stabilitas makro juga terus dijaga karena berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Mirza menyebutkan, ada dana-dana pemerintah yang mensyaratkan bunga deposito tinggi. Padahal dana APBN harus dialokasikan ke proyek infrastruktur. Jika untuk sementara dana disimpan di rekening perbankan, diharap tidak meminta bunga tinggi. “Jangan minta bunga tinggi karena dana itu tidak sama dengan dana swasta di rekening perbankan,” katanya.



DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

6 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

19 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

4 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya