Ini Penyebab Perkembangan Aplikasi Lokal Masih Lesu  

Reporter

Senin, 22 Februari 2016 22:09 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan CEO Google, Sundar Pichai saat berkunjung ke kantor Google di Silicon Valley, San Fransisco, 17 Februari 2016. Dalam lawatannya, Jokowi meminta Google untuk dapat memberikan dukungan bagi pengembangan ekonomi digital Indonesia guna terciptanya 1.000 technopreneurs di Indonesia pada 2020. Foto: Dok. Google

TEMPO.CO, Jakarta -Chief Executive Officer Dicoding Indonesia Narenda Wicaksono mengatakan aplikasi untuk ponsel pintar di Indonesia berkembang dengan pesat. "Bahkan, hampir semua lowongan pekerjaan di bidang teknologi informasi menyertakan persyaratan dapat menguasai pengembangan aplikasi," kata Narenda di Locanda Cafe, Jakarta, Senin, 22 Februari 2016.

Berbagai jenis iklan aplikasi pun turut berkembang. Hal ini, kata Narendra, menunjukan permintaan pengembangan aplikasi terus melesat. Pengembangan aplikasi juga didukung oleh pemerintah. "Hal ini, menurut dia terlihat dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat dan menemui sejumlah tokoh yang mumpuni dalam bidang teknologi informasi.

"Tak tanggung-tanggung-tanggung, Jokowi bahkan ingin menciptakan 1.000 technopreneurs. Selain itu, sebanyak 12.000 orang terdaftar ingin belajar mengembangkan aplikasi," katanya.

Menurut Narenda, perkembangan aplikasi di Indonesia menunjukan tren yang terus tumbuh. Namun, pertumbuhan tersebut belum diimbangi dengan peningkatan kualitas.

Narenda mengatakan ada dua indikator yang menentukan kualiatas aplikasi, yakni tingkat rating dan jumlah pengunduh atau downloader. Ia mencatat aplikasi di Indonesia yang memiliki rating di atas 4,5 hanya 10 persen. Meski begitu, angka tersebut mengalami peningkatan sekitar tiga persen. "Sebelumnya tidak segitu," kata Narenda.

Dari segi jumlah pengunduh, kata Narendra, tidak lebih dari 10 persen aplikasi yang berkontribusi dalam menyumbangkan 100.000 download. Menurutnya, untuk masuk dalam kategori satu juta download itu sulit sekali karena harus compete satu sama lain. "Dilihat dengan karakter yang ada, saya optimistis ini bisa terus membaik," kata Narenda.

Menurut Narenda, ada beberapa hal yang menjadi kendala terhambatnya perkembangan aplikasi di Indonesia. Pertama, bagi developer kerap sulit menentukan aplikasi apa yang akan ia buat. Padahal, potensi di Indonesia sangat besar. Diperkirakan, Indonesia akan menjadi negara terbesar ke empat dalam pasar telepon pintar atau smartphone.

Pengembang aplikasi juga sulit untuk membuat produk dengan standar yang baik. Menurut Narenda, mereka banyak yang belum memahami cara membuat produk yang sesuai standar. Terakhir, setiap produk yang telah dibuat sulit dijangkau oleh konsumen. Banyak aplikasi yang tidak dikenal konsumen. "Jadi masalahnya, yaitu idea, good standard, dan discoverability," kata Narenda.

LARISSA HUDA

Berita terkait

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

26 hari lalu

56 Siswa SMK Ini Jalani Program Backpacker dari Sekolahnya ke 20 Negara

Selain mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan, siswa santri ini juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

6 Februari 2024

Prabowo Tegas di Debat Capres Mau Bangun Pabrik Ponsel, Pengamat: TKDN-nya Saja

Barangkali tak dibayangkan Prabowo, pengamat telekomunikasi yang pernah bekerja di Jerman ini sebut bikin pabrik ponsel di Indonesia tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

5 Februari 2024

Janji Capres Bangun Teknologi Informasi, Peneliti TII: Perlu Insentif dan Kebebasan Ekonomi

Pemerintah perlu menyediakan insentif untuk membangun dan memperkuat teknologi informasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

5 Februari 2024

Tiga Capres soal Teknologi Informasi: Dari Bangun Pabrik hingga Penguatan SDM

Dalam debat kelima Ahad malam, tiga Capres menjelaskan pandangannya soal kedaulatan teknologi informasi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

5 Februari 2024

Top 3 Tekno: Tunggakan Uang Kuliah di ITB, Prabowo Mau Tambah Dokter

Berita dari ITB puncaki Top 3 Tekno terkini. Tapi yang mendominasi adalah berita dari debat capres yang bahas teknologi informasi dan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

4 Februari 2024

Teknologi Informasi di Debat Capres, Pakar di ITB Sebut 3 Tantangan Rezim Baru

Pakar teknologi informasi dari ITB mengatakan rezim baru perlu melakukan digitalisasi dan pencerdasan secara masif untuk transformasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

BlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber

21 Desember 2023

BlackBerry Raup Untung dari Layanan Keamanan Siber

BlackBerry secara mengejutkan melaporkan laba kuartalan, didukung oleh tingginya permintaan layanan keamanan siber di tengah maraknya ancaman online.

Baca Selengkapnya

AI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan

8 Desember 2023

AI Dimanfaatkan 198 Startup Indonesia, Wamenkominfo: Gambaran Potensi ke Depan

Data Tracxn Technologies Limited yang mencatat hingga Juni 2023 ada 198 startup Indonesia yang memanfaatkan AI dalam penyediaan layanannya.

Baca Selengkapnya

Teknologi Diharapkan Bisa Jadi Alat Pengembangan Diri Guru dan Murid

18 November 2023

Teknologi Diharapkan Bisa Jadi Alat Pengembangan Diri Guru dan Murid

Pemerintah mengajak lebih banyak masyarakat menggunakan teknologi dalam proses belajar mengajar. Harapannya lebih banyak lahir talenta digital.

Baca Selengkapnya

Jurus Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang TIK

10 Oktober 2023

Jurus Kemendikbud Tingkatkan Kompetensi Guru di Bidang TIK

Program PembaTIK diharapkan bisa meratakan kualitas pendidikan di Indonesia melalui kreativitas para guru dalam menyajikan sistem pembelajaran.

Baca Selengkapnya