Arief Optimistis Indonesia Masuk 30 Terbaik Wisata Dunia  

Reporter

Minggu, 21 Februari 2016 11:44 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menpar Arief Yahya menyusuri kawasan wisata Raja Ampat dalam rangkaian kunjungannya ke Papua Barat, 1 Januari 2016. ANTARA/HO/Setpres-Agus Suparto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya memperkirakan, pada 2019, sektor pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar Indonesia. Menurut dia, hal ini harus diimbangi manajemen yang tepat untuk meletakkan sumber daya, waktu, dan anggaran negara yang terbatas. "Kalau sampai salah, bisa mislead," ujarnya saat berkunjung ke kantor Tempo pada Kamis, 18 Februari 2016.

Dari sisi penerimaan devisa, ia menjelaskan, Indonesia mendapatkan devisa sebesar US$ 10 miliar. Nilai itu jauh di bawah Malaysia, yang devisanya mencapai US$ 20 miliar, dan Thailand, sebesar US$ 40 miliar. "Kalau 2 tahun bisa ngalahin Malaysia, pariwisata bisa menjadi penghasil devisa terbesar," katanya. Sebab, pariwisata merupakan industri yang paling cepat tumbuh.

Ia mengatakan sektor pariwisata di dunia menyumbang PDB (produk domestik bruto) dunia sebesar 10 persen. Menurut dia, bisnis pariwisata juga harus dibandingkan dengan pasar serta persaingan dengan negara lain. Apabila lebih rendah daripada pasar, pariwisata akan mati. "Baik dari sustainability dan keuntungan," ucapnya.

Ia mengatakan, pada 2015, sektor pariwisata telah meningkatkan lapangan kerja sebesar 9 persen. GDP sektor pariwisata, kata dia, memiliki posisi yang tidak terlalu buruk serta menyamai sektor perbankan, otomotif, dan farmasi, tapi berkontribusi besar terhadap devisa. "PDB Indonesia 9 persen. Tapi masih berada di bawah rata-rata dunia yang 10 persen," katanya.

GDP pariwisata Indonesia, ujar Arif, masih berada di bawah Malaysia, yang sebesar 16 persen dan Thailand, sebesar 60 persen. Arief menargetkan Indonesia dapat menyalip posisi Malaysia dalam 2 tahun dan Thailand dalam kurun 4 tahun. "ASEAN punya Thailand karena performance mereka sangat bagus, kalau Indonesia punya Bali," tuturnya.

Pada 2015, kata Arief, angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sekitar 9 juta orang. Jauh bila dibandingkan dengan Malaysia, yang mendapat 27 juta kunjungan, dan Thailand, yang mencapai 25 juta kunjungan. Menurut dia, dengan sumber daya yang ada di Indonesia, ada fundamental pengelolaan bisnis yang salah. "Biasanya terkait dengan regulasi karena, impact dari regulasi, kesalahannya mencapai 50 persen," ujarnya.

Selain itu, kata Arief, pariwisata Indonesia telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 3,3 juta orang dan 10 juta tenaga kerja tidak langsung dengan 8,4 persen. Namun, menurut dia, posisi itu masih di bawah rata-rata dunia sebesar 9 persen.

Dengan persentase ini, kata dia, Indonesia masih berada di bawah Malaysia, yang mencapai 13 persen, dan Thailand, 14,1 persen. "Artinya, pariwisata belum men-drive yang indirect dan in use industrinya," katanya.

Berdasarkan World Economic Forum Travel and Tourism Competitive Index pada 2013, Indonesia berada di urutan ke-70 dari 141 negara. Namun Arief mengatakan, dalam kurun dua tahun, Indonesia merangkak naik ke posisi ke-50 dunia.

Pada saat yang sama, Malaysia memperbaiki posisi dari peringkat ke-34 menjadi ke-25 dan Thailand dari ke-43 menjadi ke-35. "Indonesia cukup bagus, 2019 target ranking 30," ujarnya.

ARKHELAUS W

Berita terkait

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

51 hari lalu

Garuda Indonesia Benarkan Proses Merger dengan InJourney, Inisiatif Pemegang Saham

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menebut rencana merger dengan PT Aviasi Indonesia merupakan inisiatif Kementerian BUMN.

Baca Selengkapnya

Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

52 hari lalu

Grup Garuda Masuk InJourney dalam Beberapa Bulan ke Depan, Sudah Sehat?

InJourney mengklaim Garuda Indonesia dan Citilink bakal masuk ke holding aviasi pariwisata itu dalam beberapa bulan ke depan. Tanda Garuda sehat?

Baca Selengkapnya

Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

10 Januari 2024

Sandiaga Pamer Akomodasi di IKN, Hotel Nusantara Diklaim Beroperasi Agustus 2024

Proyek sektor Pariwisata di IKN diklaim jalan terus. Hotel Nusantara beroperasi tabun ini.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Usul Perda Pengelolaan Kepulauan Seribu Dicabut: Tidak Relevan dengan UU Cipta Kerja

7 November 2023

Heru Budi Usul Perda Pengelolaan Kepulauan Seribu Dicabut: Tidak Relevan dengan UU Cipta Kerja

Pj Gubernur DKI Heru Budi mengusulkan Perda DKI tentang penataan dan pengelolaan Kepulauan Seribu dicabut. UU Cipta Kerja disinggung.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Gagas Magnet Baru di Kediri Bagian Timur.

20 April 2023

Mas Dhito Gagas Magnet Baru di Kediri Bagian Timur.

Adanya bandara akan menjadikan banyak orang dari luar daerah datang ke Kabupaten Kediri.

Baca Selengkapnya

Universitas Pelita Harapan Buka Prodi S1 Pariwisata

20 April 2023

Universitas Pelita Harapan Buka Prodi S1 Pariwisata

Universitas Pelita Harapan (UPH) resmi membuka program studi S1 Pariwisata di Kampus Lippo Village Karawaci, Tangerang, Banten.

Baca Selengkapnya

Dinilai Ancam Bisnis Pariwisata, Rencana Tambang Laut PT Timah Tbk di Blok Olivier Ditolak

14 Maret 2023

Dinilai Ancam Bisnis Pariwisata, Rencana Tambang Laut PT Timah Tbk di Blok Olivier Ditolak

PT Timah Tbk. dikabarkan akan membuka penambangan timah di blok laut Olivier Perairan Manggar Kabupaten Belitung Timur.

Baca Selengkapnya

Tak Harus Jauh dan Mahal, Dosen Pariwisata Unair Bagikan Tips Libur Natal dan Tahun Baru 2023

23 Desember 2022

Tak Harus Jauh dan Mahal, Dosen Pariwisata Unair Bagikan Tips Libur Natal dan Tahun Baru 2023

Dosen Pariwisata Universitas Airlangga (Unair) M. Nilzam Aly membagikan beberapa tips untuk masyarakat dalam menghabiskan libur natal dan tahun baru.

Baca Selengkapnya

Hertz Bisnis Rental Mobil di Indonesia Gandeng Tunas Rent

24 November 2022

Hertz Bisnis Rental Mobil di Indonesia Gandeng Tunas Rent

Perusahaan rental mobil nasional Tunas Rent berdiri lebih dari 20 tahun lalu. Hertz melihat jumlah wisatawan dfi Indonesia sebagai peluang.

Baca Selengkapnya

SMK di Batam Jadi Pusat Belajar Guru Pariwisata se-Indonesia

29 Agustus 2022

SMK di Batam Jadi Pusat Belajar Guru Pariwisata se-Indonesia

Para guru pariwisata dari seluruh Indonesia akan belajar di SMKN 2 Batam. Mereka nantinya akan menyampaikan pada siswanya dan membuat paket wisata.

Baca Selengkapnya