Kerajinan Impor, Pemerintah Diminta Larang Ekspor Bahan Baku

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Jumat, 12 Februari 2016 20:28 WIB

Catur Mataram, kerajinan asal Yogyakarta yang disebut Jopajapu (kerajinan yang membuat figur masyarakat Jawa) dipamerkan pada rangkaian Perayaan ke-5 tahun Mal Artha Gading, Jakarta, Minggu (08/11). TEMPO/Arif Fadillah

TEMPO.CO, Yogyakarta - Komunitas pengusaha di Daerah Istimewa Yogyakarta khawatir masih banyak ekspor bahan baku kerajinan dari Indonesia di era pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) DIY, Heru Prasetyo mendesak pemerintah segera membatasi ekspor bahan baku kerajinan. "Kalau tak segera dibatasi, kami bisa habis (kalah bersaing)," kata Heru Jumat, 12 Februari 2016.

Heru mengaku menemukan produk kerajinan dari Cina yang memakai bahan kayu ulin asal Indonesia. "Paling mencolok, ekspor kulit kerang. Penjualan ke India sangat tinggi, padahal mereka pesaing kami," kata Heru.

Menurut Heru, ekspor bahan baku kerajinan mengancam penurunan daya saing ribuan pengrajin lokal. Selama ini, produk kerajinan Indonesia mampu bersaing karena bahan alam yang melimpah dan tak ada di negara lain. "Kalau ekspor bahan kerajinan dibiarkan di era pasar bebas sekarang, banyak pengrajin tak akan bertahan pada dua sampai lima tahun ke depan," kata dia.

Heru khawatir karena selama ini produk kerajinan negara pesaing berat Indonesia, seperti Cina, Vietnam dan India dibandrol dengan harga lebih murah. Sebagian justru punya kualitas desain dan pengolahan bahan lebih baik ketimbang produk yang sama asal Indonesia.

Dia berpendapat, MEA bisa menjadi ancaman serius bagi pengrajin asal Indonesia jika ekspor bahan baku kerajinan tak dibatasi ketat. Produk yang sebenarnya khas Indonesia akan dengan mudah diproduksi negara lain. "Selama ada MEA, kami belum bisa merebut pasar di negara ASEAN, saat ini pasar Indonesia yang jadi sasaran (kerajinan impor)," kata Heru.

Menurut Heru, di tengah situasi perekonomian yang melambat, kapasitas ekspor produk kerajinan lokal justru menanjak. Jumlah ekspor produk kerajinan asal DIY, menurut Heru, dengan tujuan pasar tradisional, seperti Amerika, Eropa dan Autralia, terus bertambah. "Produk seperti meja makan, kursi kayu, keranjang rotan, mangkok kayu laku keras di Amerika,” kata dia.

Tapi, mayoritas pengrajin asal Yogyakarta belum punya konsep produksi yang inovatif dalam hal desain dan pengolahan bahan dengan kualitas presisi. Akibatnya, ekspor hanya mampu menyasar pasar tradisional. “Kerajinan asal DIY harganya juga masih murah karena belum banyak yang bisa naik level menjadi produk gaya hidup,” kata Heru.

Tak heran nilai ekspor kerajinan asal Vietnam bisa melampaui Indonesia pada tahun lalu. “Karena nilai barangnya lebih mahal dan bukan karena volumenya lebih banyak,” ujar dia.

Eksportir kerajinan asal Sleman, Hiero Prabantoro, membenarkan anggapan Heru. Baru-baru ini dia menemukan produk keranjang berbahan anyaman bambu asal Vietnam justru menarik minat pembeli kelas menengah di waralaba IKEA, Jakarta. “Produknya sama dengan buatan Sleman atau Bantul yang harganya belasan ribu, tapi irisan bambunya lebih tipis dan rapi serta desainnya bagus,” kata Hiero.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

3 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

9 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

12 hari lalu

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Unit Cempaka Banjarmasin, Salasiah, berhasil mengolah rumput purun menjadi berbagai produk yang fungsional seperti tikar, topi, dompet dan tas sebagai produk andalan.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

12 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

48 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

53 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

57 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

57 hari lalu

Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

Berawal dari kecintaannya dengan bunga, desainer kerajinan ini membuat perhiasan dari bunga kering dan akhirnya bisa meraup omzet hingga ratusan juta.

Baca Selengkapnya

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

58 hari lalu

Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

Event pameran kerajinan dan furniture internasional atau Jogja International Furniture & Craft Fair atau Jiffina kembali digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

28 Februari 2024

Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

Menkop UKM, Teten Masduki, memproyeksikan pangsa pasar RI dalam industri kerajinan dapat terus meningkat.

Baca Selengkapnya