Teten Masduki: BLBI Harus Diselesaikan Secara Transparan

Reporter

Editor

Rabu, 22 Februari 2006 19:43 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah diminta menyelesaikan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) secara transparan dan lebih mengedepankan penegakan hukum, agar ada efek jera serta tidak terulang kembali. “Penyelesaian kasus BLBI jangan diselesaikan secara diam-diam,” kata Teten Masduki, Ketua Indonesia Coruption Watch (ICW) dalam diskusi publik di Jakarta, Rabu (22/02). Teten menambahkan, ada keragu-raguan dari pemerintah sekarang dan terdahulu dalam menangani kasus ini. Masalah BLBI akan terus menjadi masalah bangsa yang pelik jika tidak segera dituntaskan. Dalam pelunasan utang BLBI pemerintah harus menerima uang tunai dan tidak menerima penyerahan aset.Pengamat ekonomi Faisal Basri menekankan agar kasus BLBI tidak terjadi lagi dan menyelesaikannya tanpa kompromi sehingga ada efek jera. Dari aspek materialnya, dana pengembalian 3 obligor BLBI terhitung sedikit jika dibandingkan dengan efek yang ditimbulkan pada Indonesia selama ini.Pertemuan obligor di Istana, mengindikasikan bahwa telah terjadi kompromi antara pemerintah dan obligor. “Kita berhak curiga pada pemerintah. Tanpa iming-iming, obligor tak akan datang,” katanya. Faisal menekankan agar hukum ditegakan kembali. Inpres no 8 tahun 2002 dinilai tidak efektif lagi seiring dengan selesainya masa kerja BPPN. Dan harus dibuat payung hukum yang baru.Chaerul Imam Mantan Direktur Penyidik Kejaksaan Agung merasa tersinggung dengan kehadiran obligor yang datang ke istana. Chaerul sependapat dengan Faisal bahwa perlu dibuat payung hukum yang baru, yang tidak sama dengan sebelumnya. Selain itu, untuk menarik kembali aset-aset yang ada di luar negeri ia menyarankan mekanisme penyelesaian melalui Multilateral Legal Asistance (MLA) yang telah disepakati penandatangannya melalui PBB pada Desember 2003. Namun sampai sekarang pemerintah belum membahasnya dengan DPR RI. “Padahal itu sudah 2 tahun,” katanya.Dengan mekanisme tersebut, Filipina contohnya, dapat mengambil kembali harta Presiden Ramos yang ada di Swiss. Padahal Swiss terkenal sangat sulit untuk dimintai akses perbankan. Amerika Serikat telah memanfaatkan mekanisme tersebut dan telah berhasil menandatangani mekanisme tersebut dengan banyak negara anggota PBB. Rudy Prasetyo

Berita terkait

Menteri Nadiem: Unair PTN Terbaik Pertama Sebagai Badan Hukum

2 menit lalu

Menteri Nadiem: Unair PTN Terbaik Pertama Sebagai Badan Hukum

Universitas Airlangga (Unair) meraih penghargaan terbaik pertama kategori Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum dari Mendikbud-Ristek.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

6 menit lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ajak Pendukung Anies dan Gandjar Serta Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

6 menit lalu

Bamsoet Ajak Pendukung Anies dan Gandjar Serta Seluruh Elemen Bangsa Perkuat Persatuan Indonesia

Bambang Soesatyo mengingatkan dalam waktu sekitar lima bulan ke depan, bangsa Indonesia akan dihadapkan pada rangkaian momentum konstitusional.

Baca Selengkapnya

Jika Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Bagaimana Soal Anggaran yang Disiapkan Pemerintah?

7 menit lalu

Jika Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Bagaimana Soal Anggaran yang Disiapkan Pemerintah?

Menpora Dito Ariotedjo menjelaskan soal anggaran pemerintah jika Timnas U-23 Indonesia lolos ke Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

11 menit lalu

Duel Irak vs Indonesia di Piala Asia U-23, Ilham Rio Fahmi Ingin Buat Sejarah ke Olimpiade

Ilham Rio Fahmi akan berusaha membalas kepercayaan dari pelatih kepala Shin Tae-yong apabila diturunkan dalam laga Timnas U-23 Irak vs Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

17 menit lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Kontroversi Sivakorn Pu Udom, Wasit VAR yang Akan Awasi Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

17 menit lalu

Kontroversi Sivakorn Pu Udom, Wasit VAR yang Akan Awasi Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak

Sivakorn Pu Udom , wasit VAR yang akan mengawasi laga timnas U-23 Indonesia vsIrak kerap membuat keputusan kontroversial.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

26 menit lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntun Tranparansi Biaya Pendidikan

27 menit lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntun Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

29 menit lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya