Wapres Kalla Minta Data BPS Jadi Basis Program Kementerian

Kamis, 4 Februari 2016 23:01 WIB

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan menggunakan basis data dari Badan Pusat Statistik sebagai pedoman program-program di kementerian atau lembaga. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta BPS agar memperbarui data-data yang dibutuhkan. "Jadi harus satu jalur data. Di sharing sesuai kebutuhan dan jangan berbeda," ucap Kalla usai rapat pleno bersama sejumlah menteri dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di Jakarta, Kamis, 4 Februari 2016.

Kalla menyebut data dari BPS nantinya akan dipakai oleh TNP2K dan Kementerian Sosial sebagai patokan menjalankan program pengurangan angka kemiskinan dan kesenjangan, seperti Program Keluarga Harapan (PKH). "Data juga bisa mengenai program Usaha Kecil Menengah," ucap Kalla.

Kepala BPS Suryamin menyatakan data yang dibahas dalam rapat pleno di Kantor Wakil Presiden terhitung Desember 2015. Data-data tersebut nantinya akan dipakai membantu program bantuan sosial, seperti Kartu Indonesia Sehat. Menurut dia, data BPS sebelumnya sudah dipakai oleh program-program kementerian/lembaga.

"Data yang sekarang sudah diperbarui dan bisa dipakai untuk program bantuan di sektor pendidikan dan kesehatan," kata dia.

Salah satu program Kementerian Sosial yang akan memanfaatkan data BPS ialah PKH. Dari hasil rapat pleno pemerintah sepakat untuk memperkuat PKH sebagai program bantuan tunai bersyarat. Tahun ini pemerintah berencana menambah jumlah kepala keluarga (KK) yang masuk dalam PKH.

Tahun lalu ada 3 juta KK yang bergabung di PHK dan di 2016 target yang ditetapkan ialah 6 juta KK. Setiap kepala keluarga mendapatkan bantuan sebesar Rp 2 juta per tahun. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan rata-rata bantuan tunai bersyarat di Indonesia ada di kisaran 10,5 persen.

Angka 10,5 persen itu merupakan nominal atau dana bantuan yang dihitung dari pengeluaran per kapita per bulan. Ia menilai persentase itu masih kurang sebab bantuan tunai bersyarat di negara-negara lain itu ada di kisaran 16 sampai 25 persen. "Kurang nendang kalau 10,5 persen," ucapnya.

Program Keluarga Harapan merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengurangi kesenjangan. PKH yang dimotori oleh Kementerian Sosial diberikan kepada keluarga sangat miskin (KSM) di seluruh Indonesia. Setiap keluarga peserta mendapatkan bantuan berupa uang tunai, pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis untuk anak usia SD, SMP, dan SMA sederajat.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

3 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

7 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

9 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya