Ribuan pelamar kerja dari seluruh Indonesia mengikuti seleksi tahap awal tenaga kerja Pasar Modal di Lapangan Tenis Indor Senayan, Jakarta, 16 Januari 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencetak ahli bidang pasar modal. "Ke depan, ada dua orang mahasiswa setiap angkatan yang dibiayai pendidikannya oleh bursa untuk jadi ahli di pasar modal," kata dekan SBM ITB, Sudarso Kaderi Wiryono, kepada Tempo, Selasa, 2 Februari 2016.
Sudarso menjelaskan, nantinya mahasiswa yang ikut dalam program pendidikan itu akan mendapat sertifikat ahli. Sertifikat ahli itu bisa digunakan secara langsung untuk bekerja di bidang pasar modal. Meskipun kerja sama tersebut tidak bersifat mengikat, artinya para mahasiswa yang telah mendapat pelatihan tidak harus bekerja di BEI.
Lebih jauh, Sudarso menuturkan kerja sama dengan BEI sebetulnya sudah lama terjalin. Oleh karena itu ia juga mengajak para praktisi pasar modal di bursa untuk memberikan pemahaman literasi keuangan kepada para mahasiswa SBM ITB. Salah satunya bisa berupa sejumlah mata kuliah yang diampu bersama-sama akademisi ITB dan praktisi di lantai bursa.
Selain itu, Sudarso mendorong para mahasiswa untuk berinvestasi. Ia mengaku sudah memiliki laboratorium pasar modal dan bekerja sama dengan salah satu sekuritas. Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah pasar modal, kata dia, wajib membuka akun di BEI dan bertransaksi.
Hingga saat ini, kata Sudarsono, omzet di laboratorium pasar modal SBM ITB mencapai Rp 70-80 miliar. Pihak yang bertransaksi tidak hanya mahasiswa, tapi dosen dan terbuka untuk umum di lingkungan kampus ITB.
Kewajiban bagi mahasiswa untuk bertransaksi di pasar modal berlangsung satu semester di mata kuliah pasar modal. Sudarso mengatakan ada kompetisi dalam trading tersebut dan bagi mahasiswa yang memiliki keuntungan terbesar akan mendapat hadiah, salah satunya bisa dalam bentuk nilai akademik.