Pedagang menata daging sapi di kiosnya di Pasar Pagi, Tegal, Jawa Tengah, 16 Desember 2015. Menurut pedagang, jelang Natal dan tahun baru 2016, harga daging sapi merangkak naik dari Rp100 ribu menjadi Rp110 ribu per kilogram. ANTARA/Oky Lukmansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar Jatim punya cara untuk membedakan daging sapi basah -- atau kerap disebut daging gelonggongan -- dengan daging kering.
Ketua Paguyuban Muthowif menyebutkan daging gelonggongan sering dijual lebih murah ketimbang daging yang tidak digelonggong. Biasanya, kata dia, selisihnya berkisar Rp5.000 per kg.
"Daging kering dijual Rp105.000-Rp110.000 per kg, sedangkan daging basah cuma Rp100.000-Rp105.000 per kg," ungkapnya, Senin (25 Januari 2016).
Muthowif menuturkan, sejak sapi potong langka di Jatim mulai 2012, daging gelonggongan banyak beredar di provinsi yang dikenal sebagai sentra produksi sapi terbesar di Tanah Air itu.
Daging gelonggongan adalah daging yang diperoleh dari sapi yang dipaksa minum air sebanyak-banyaknya sebelum disembelih. Tujuannya, menambah bobot sapi dan daging sehingga pedagang mendapat keuntungan berlipat.
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
16 menit lalu
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.