Di Era MEA, Industri Makanan Yakin Tetap Tumbuh

Reporter

Sabtu, 9 Januari 2016 00:22 WIB

TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) optimis tahun ini industrinya akan mencatatkan pertumbuhan sekitar 7 persen. Menguatnya daya beli masyarakat di dalam negeri serta kondisi ekonomi global yang menunjukkan perbaikan jadi dasar optimisme. “Kami optimistis bisa tumbuh 7 persen karena pasar di dalam dan luar negeri menguat,” kata Ketua Gapmmi Adhi Lukman di kantor Kementerian Perindustrian, Jumat 8 Januari 2016.

Adhi juga menyatakan optimisme dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Diakuinya, meski produk impor dari negara-negara tetangga makin mudah dijumpai di pasaran, namun produk Indonesia masih mendominasi. “Kita juga banyak ekspor, tahun lalu nilainya sekitar US$ 456,6 juta,” ujarnya.

Industri ini juga masih dipandang seksi dan mengundang investasi. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, rencana izin prinsip investasi di sektor makanan dan minuman sepanjang tahun 2015 naik 326 persen atau sebesar Rp 184,92 triliun. Namun, realisasi investasinya hingga semester pertama hanya sebesar Rp 32,6 triliun. “Investasi akan menjadikan basis produksi, bukan sekedar pasar,” kata Adhi.

Untuk mendorong investasi, menurut Adhi, pemerintah harus serius melihat masalah logistik. Saat ini, biaya logistik di Indonesia masih mencapai 27 persen dari komponen biaya produksi, sementara di Singapura dan Malaysia sudah di bawah 15 persen.

Tantangan lain bagi industri ini adalah soal pasokan bahan baku yang masih banyak diimpor. Di antarnaya gula dan garam industri yang 100 persen masih impor. Selain itu, ada konsentrat buah dan susu yang 70 persen impor. “Industri untuk barang setengah jadi belum banyak di sini,” katanya.

Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kementerian Perindustrian Abdul Rochim menyatakan pemerintah akan sangat memperhatikan masukan dari dunia usaha, termasuk industri makanan dan minuman. Tak bisa dipungkiri, sektor industri ini menyumbang 4,73 persen produk domestik bruto Indonesia. Sektor ini juga menyerap sekitar 4 juta tenaga kerja. “Ini goyah sedikit saja, dampaknya akan besar. Karena itu kita akan jaga betul,” ujarnya.

PINGIT ARIA

Berita terkait

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

8 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

54 hari lalu

Intip Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G, Meluncur Pertengahan Maret 2024

Spesifikasi Samsung Galaxy A35 5G mulai dipromosikan. Gawai ini termasuk kelas menengah, namun fiturnya lengkap dan mumpuni.

Baca Selengkapnya

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

55 hari lalu

Setelah 4 Tahun Tak Digelar Gaikindo, Ini Hal Menarik di GIICOMVEC 2024

Setelah empat tahun vakum, Gaikindo kembali adakan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2024. Apa yang menarik?

Baca Selengkapnya

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

21 Februari 2024

TMMIN Terima Penghargaan Lighthouse Industry 2024

TMMIN menerima penghargaan Lighthouse Industry 2024 setelah dianggap berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing industri otomotif.

Baca Selengkapnya

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

17 Januari 2024

Cara Cek IMEI iPhone Terdaftar atau Tidak di Kemenperin

Sekarang, sudah banyak orang yang menjual iPhone bekas. Sebelum membeli, sebaiknya cek IMEI iPhone apakah terdaftar atau tidak.

Baca Selengkapnya

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

9 Januari 2024

Komisi VII DPR Bakal Panggil PT ITSS dan Kementerian Perindustrian Buntut Insiden Ledakan Tungku Smelter

Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mengatakan bakal memanggil Kementerian Perindustrian dan PT Indonesia Tsingshan Stainless Stell (ITSS).

Baca Selengkapnya

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

28 Desember 2023

Indef Sebut Investasi Sektor Industri Pengolahan Berpusat di Pulau Jawa

Ekonom Indef Riza Annisa Pujarama mengatakan ada ketimpangan realisasi investasi di sektor industri pengolahan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

26 Desember 2023

Terpopuler: Dugaan Pelanggaran Kasus Ledakan Smelter Nikel Cina di Indonesia, Waskita Karya Lanjutkan PHK

Terpopuler: Dugaan pelanggaran di kasus ledakan smelter nikel milik Cina di Indonesia, Waskita Karya berpotensi lanjutkan PHK karyawan.

Baca Selengkapnya

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

24 Desember 2023

Smelter Nikel di Morowali Meledak, Kemenperin Minta Perusahaan Penuhi Hak Korban

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) minta PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) penuhi hak korban ledakan smelter nikel di Morowali.

Baca Selengkapnya

Tungku Smelter Meledak, Kementerian ESDM: Pengawasan Kepatuhan K3 Wewenang Kemenperin

24 Desember 2023

Tungku Smelter Meledak, Kementerian ESDM: Pengawasan Kepatuhan K3 Wewenang Kemenperin

Kementerian ESDM mengatakan bahwa pengawasan kepatuhan K3 industri smelter nikel wewenang Kementerian Perindustrian.

Baca Selengkapnya