TEMPO.CO, Jakarta - Masuknya penyedia layanan streaming video film dan serial televisi dunia, Netflix, ke Indonesia tak berpengaruh terhadap pergerakan saham sejumlah perusahaan penyedia layanan televisi berlangganan di dalam negeri. Sepanjang pantauan Tempo hari ini, sejak perdagangan bursa dibuka hingga ditutup, saham Indovision atau MNC Sky dengan kode MSKY dan First Media dengan kode KBLV terlihat tak banyak bergerak.
Sejak perdagangan pasar modal dibuka pada hari ini, meski sempat naik, namun posisi harga per lembar saham Indovision (MSKY) terpantau kembali ke posisi semula. Saham MSKY dibuka pada posisi Rp 1.230 per lembar dan pada penutupan perdagangan saham sesi pertama sempat naik sebesar 40 poin atau 0,03 persen ke angka Rp 1.270 per lembar saham. Adapun pada penutupan perdagangan, harga saham kembali lagi ke angka semula Rp 1.230 per lembar saham.
Sementara untuk penyedia layanan televisi berlangganan First Media yang telah 16 tahun melantai di bursa (KBLV), sejak awal hingga penutupan perdagangan terpantau tidak ada perubahan harga saham. Harga saham terlihat stagnan di angka Rp 1.875 per lembar saham.
Sejumlah pihak sebelumnya menyebutkan kehadiran Netflix bakal menjadi pesaing baru bagi penyedia layanan televisi berlangganan seperti First Media, Indovision, Trans Vision dan beberapa perusahaan lainnya. Karena selama ini pangsa pasar yang mereka tawarkan berupa channel televisi berlangganan.
Tak beda jauh dari televisi berlangganan, pengguna Netflix dapat juga memilih paket langganan yang ditawarkan situs berbayar itu dengan memilih tiga layanan yakni Basic dengan harga Rp 109 ribu per bulan, paket Standar Rp 139 ribu dan Paket Premium yang dibanderol Rp 169 ribu. Tak beda jauh harganya dengan televisi berlangganan, hanya saja karena dipakai secara online bisa jadi akan lebih praktis karena penikmat konten Netflix bisa menonton tayangan yang mereka Inginkan kapan dan dimana saja.
Soal kehadiran Netflix di Indonesia yang disebut-sebut bakal menjadi pesaing kuat bagi penyedia layanan televisi berlangganan eksisting, manajemen Indovision enggan menanggapi lebih jauh. Pasalnya, Head Corporation Communication MNC Sky Vision (Indovision), Gita Ashari, kehadiran Netflix di Indonesia masih belum pasti.
"Kan juga belum nyata mau ke Indonesia. Di mana kantornya, belum jelas. Jadi untuk sementara kami belum mau berkomentar,” kata Gita ketika dihubungi Tempo, Kamis, 7 Januari 2015. “Dari jajaran direksi juga belum mau berkomentar soal itu.”
Drama "Queen of Tears" kian menarik perhatian publik pencinta drama Korea Selatan setelah episode 13 tayang pada 20 April 2024 malam kemarin, rating kembali tembus hingga 20 persen.