Siluet seorang pengunjung dengan latar monitor pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 13 November 2015. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Sekuritas PT Sucorinvest Central Gan, Nicolaus Oentoeng optimistis dapat mencapai pertumbuhan transaksi harian hingga 20 persen per hari. Pada tahun 2001 hanya bisa mendapatkan trading value sekitar US$ 50 juta. Namun dengan adanya pertumbuhan yang saat ini memiliki market share sekitar 0,7 hingga 0,8 persen ia optimis dapat meraih nilai transaksi yang lebih besar.
“Peluang untuk tumbuh di Indonesia sangat besar dan investor masih sangat kecil," kata Nicolaus Oentoeng di Bursa Efek Indonesia pada Kamis 7 Januari 2016..
Sucorinvest bisa membantu menambah jumlah investor dengan harapan trading yang dilakukan pihak ritel bisa meningkat. "Kalau trading value 10-20 persen itu sangat mungkin," ujarnya. "Trading value kami sepanjang 2001-2002 cuma US$50 juta per hari. Sekarang bisa sampai US$300 juta hingga US$500 juta.”
Sikap optimistis itu dilandasi pelajaran dari pelemahan pasar saham yang terjadi tahun lalu. Pengalaman tahun kemarin dapat menjadi momentum bagi pelaku pasar untuk meningkatkan investasi tahun ini. Di sisi lain katanya, pasar saham masih merupakan instrumen investasi dengan imbal hasil tertinggi.
“Tahun ini saya lihat pasar saham telah menerima banyak hal-hal yang lumayan negatif," katanya. "Jadi kondisi investasi lebih baik dibanding tahun lalu secara over all."
Meskipun masih ada ketakutan pasar jika The Fed menaikkan suku bunganya, dan nilai tukar mata uang Yuan juga melemah, namun kata Nico hal itu sudah bukan merupakan kejutan lagi bagi pelaku pasar karena itu sudah terbayang di benak investor berdasarkan pengalaman tahun lalu.
“Jadi kalau sudah masuk ekspektasi investor, risiko di pasar lebih kecil jadinya. Makanya kondisi pasar tahun ini lebih baik dibanding tahun lalu. Volatilitas tahun ini memang masih tetap tinggi. Tapi dari segi risiko bagi investor mengalami penurunan sangat besar jauh lebih kecil dibanding tahun lalu,” katanya.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.