Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong (kiri) bersama Kepala BPOM Roy Sparringa saat konferensi pers mengenai produk yang tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia di Kementerian Perdagangan, Jakarta, 22 Desember 2015. Hasil pengawasan selama semester II tahun 2015, Kemendag telah mengidentifikasi 51 pelanggaran SNI, 46 pelanggaran MKG dan 22 pelanggaran label dalam bahasa Indonesia. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan menjamin pasar Indonesia tidak akan dipenuhi dengan produk impor saat pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) per 31 Desember mendatang.
Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan pelaku usaha tidak perlu khawatir akan maraknya produk saat pelaksanaan pasar tunggal Asean nanti.
Pasalnya proses pembebasan bea masuk antara Indonesia dengan negara-negara Asean telah berjalan sejak 2010 lalu, dan saat ini sudah mencapai 99,2%. Menurutnya, saat MEA nanti tidak akan ada lonjakan impor.
"Kalau mau kebanjiran produk dari Asean lima tahun lalu sudah terjadi. Tapi buktinya itu tidak terjadi. MEA nanti itu hanya formalitas, tidak akan membahayakan pasar dalam negeri," katanya, Senin (28 Desember 2015).
Menurutnya, yang harus diperhatikan oleh dunia usaha saat MEA nanti adalah menjadikan Asean sebagai global value chain, yakni Asean sebagai basis produksi dunia. Artinya, Asean harus mampu meningkatkan ekspor ke negara kawasan lain.
Saat ini, pasar utama ekspor Asean konsisten pada pasar tradisional dengan komposisi pangsa ekspor intra Asean (25,5%), China (11,6%), Uni Eropa (10,2%), Amerika Serikat (9,5%), dan Jepang (9,3%).
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
5 hari lalu
Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
6 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.