Ini Alasan Taksi Konvensioal Tolak Transportasi Online  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Sabtu, 19 Desember 2015 11:36 WIB

Ilustrasi taksi Exspress. TEMPO/M. Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan transportasi konvensional adalah salah satu kelompok yang menolak keberadaan layanan transportasi umum berbasis aplikasi Internet, seperti Go-Jek, Uber, dan Grabtaxi. Pasalnya, mereka menganggap keberadaan transportasi online itu menjadi penyebab utama merosotnya bisnis mereka, Sabtu, 19 Desember 2015.

Direktur Utama Express Group Daniel Podiman mengatakan perusahaannya dirugikan lantaran perlakuan yang tidak adil antara taksi konvensional dan layanan transportasi online. "Mereka tidak berbadan hukum dan tidak membayar retribusi. Tidak adil dong dengan kami yang sebaliknya," ujar Daniel saat dihubungi Tempo kemarin.

Lebih jauh, taksi online membuat persaingan tidak sehat karena mengenakan tarif di bawah ketentuan. Akibatnya masyarakat lebih memilih memakai jasa taksi online dan berdampak buruk terhadap pendapatan perusahaan. "Mereka membuat tarif sendiri yang lebih murah, sedangkan kami harus mengikuti tarif Organda (Organisasi Angkutan Darat)," ujarnya.

Pada kuartal III 2015, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) melaporkan penurunan laba bersih 90 persen, dari kuartal III 2014 sebesar Rp 109 miliar menjadi hanya Rp 11 miliar. Penurunan ini dipengaruhi laba usaha yang turun 25 persen menjadi Rp 161 miliar dan beban bunga yang naik 53,6 persen menjadi Rp 149 miliar.

Juru bicara Blue Bird Group, Teguh Wijayanto, mengungkapkan hal serupa. Dia menuturkan selama taksi online masih beroperasi, diskriminasi terhadap taksi konvensional akan berlanjut. "Nanti semua jadi penyelenggara. Padahal izinnya tidak ada. Ini kan diskriminatif," ujarnya. Karena itu, Teguh berharap taksi online dilarang beroperasi supaya tercipta iklim persaingan usaha yang sehat. Namun, dalam hal kinerja keuangan Blue Bird masih lebih baik daripada Express.

Analis dari PT First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan besarnya ancaman bisnis transportasi online terhadap perusahaan taksi konvensional tergantung pada kebijakan pemerintah. Jika pemerintah tidak membuat peraturan dan membebaskan bisnis transportasi online, perusahaan transportasi konvensional bakal sulit bertahan. "Yang modalnya kuat seperti Blue Bird masih oke, tapi yang modalnya cekak sulit,” katanya.

DEVY ERNIS | MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

15 Kamar Kos di Pejaten Kebakaran, Diduga Korsleting Listrik

14 Oktober 2018

15 Kamar Kos di Pejaten Kebakaran, Diduga Korsleting Listrik

Sebanyak 15 kamar indekos di Jalan Lebak RT8 RW8 Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu pagi ludes akibat kebakaran.

Baca Selengkapnya

Cerita 3 Panti Pijat di Tebet Masih Beroperasi Setelah Digerebek

12 Agustus 2018

Cerita 3 Panti Pijat di Tebet Masih Beroperasi Setelah Digerebek

Tiga panti pijat yang telah digerebek pemerintah DKI ternyata masih beroperasi, yakni griya-griya pijat di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Golf Indonesia Open: Ranking 12, Rory Hie Pegolf Nasional Terbaik

29 Oktober 2017

Golf Indonesia Open: Ranking 12, Rory Hie Pegolf Nasional Terbaik

Rory Hie menjadi pegolf nasional terbaik dalam Turnamen Golf Indonesia Open 2017, yang berakhir Minggu 29 Oktober di Pondok Indah Golf, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Juarai Golf Indonesia Open 2017, Pittayarat Raih Rp 734 Juta

29 Oktober 2017

Juarai Golf Indonesia Open 2017, Pittayarat Raih Rp 734 Juta

Pegolf Thailand, Panuphol Pittayarat, menjuarai Turnamen Golf Indonesia Open 2017 di Pondok Indah Golf, Jakarta Selatan dan meraih uang Rp 734 juta.

Baca Selengkapnya

Golf Indonesia Open 2017: Pittayarat Memimpin di Hari Kedua

27 Oktober 2017

Golf Indonesia Open 2017: Pittayarat Memimpin di Hari Kedua

Pegolf Thailand, Panuphol Pittayarat, memimpin di hari kedua Turnamen Golf Indonesia Open 2017 di Pondok Indah Golf Course, Jumat 27 Oktober.

Baca Selengkapnya

Golf Indonesia Open 2017: Danny Mampu Imbangi Gaganjeet

27 Oktober 2017

Golf Indonesia Open 2017: Danny Mampu Imbangi Gaganjeet

Pegolf Indonesia, Danny Masrin, mampu mengimbangi pegolf-pegolf asing dalam Turnamen Golf Indonesia Open 2017 yang sedang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kinerja Anjlok, Ini Rencana Bisnis Taksi Express

8 Oktober 2017

Kinerja Anjlok, Ini Rencana Bisnis Taksi Express

Kinerja keuangan operator taksi Express , PT Express Trasindo Utama Tbk, pada semester pertama 2017, turun hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya

MTI Jelaskan Penyebab Laba Industri Taksi Semakin Kecil

6 Oktober 2017

MTI Jelaskan Penyebab Laba Industri Taksi Semakin Kecil

Ketua Dewan Pakar Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit mengatakan margin atau laba industi taksi semakin lama semakin kecil.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Turun 50 Persen, Ini Curhatan Sopir Taksi Express

6 Oktober 2017

Pendapatan Turun 50 Persen, Ini Curhatan Sopir Taksi Express

Pendapatan sopir taksi Express menurun 50 persen dalam setahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Tokopedia Gandeng Uber Integasikan Layanan Pesan Kendaraan

4 Oktober 2017

Tokopedia Gandeng Uber Integasikan Layanan Pesan Kendaraan

Nantinya pelanggan bisa memesan Uber lewat Tokopedia.

Baca Selengkapnya