Komisi Energi DPR: Harga Premium Bisa Turun Jadi Rp 6.500  

Reporter

Editor

Sugiharto

Senin, 14 Desember 2015 04:39 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) beserta rombongan meninjau Kilang Minyak TPPI di Tuban, Jawa Timur, 11 November 2015. Pertamina menyebutkan pengoperasian kembali kilang minyak TPPI tersebut dapat menghemat devisa sebesar 2,2 miliar Dolar AS setahun karena mampu mengurangi impor BBM dan LPG. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Ramson Siagian, mengatakan seharusnya pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.

"Saya meminta Pertamina dan Menteri ESDM menurunkan harga premium menjadi Rp 6.500 per liter. Saya siap berdebat dengan Menteri ESDM," katanya dalam diskusi "Energi Kita" di hall gedung Dewan Pers, Minggu, 13 Desember 2015.

Anggota Komisi Energi ini menjelaskan alasan mengapa harga premium harus turun. Menurut dia, dengan harga minyak mentah sekitar US$ 30 per barel di pasar global, ekuivalennya sekitar Rp 3250 dengan kurs Rp 14 ribu per US dolar.

Biaya-biaya, seperti biaya angkut, biaya distribusi, biaya pengolahan, keuntungan SPBU, pajak, dan keuntungan Pertamina, menurut Ramson, kalau ditotal seratus persen, hanya Rp 6.500 per liter premium. "Rp 5.220 sudah untung, apalagi Rp 7.400 (sekarang), mau dinaikkan apalagi?" Ujar Ramson.

Ia melanjutkan, sesuai dengan peraturan menteri, tiap tiga bulan, harga BBM harus disesuaikan dengan perubahan harga minyak mentah. "Jadi kalau memang harganya harus turun, waktunya sekarang harus turun supaya rakyat bisa merasakannya," ujarnya. Sekarang,tuturnya, rakyat sudah tidak disubsidi soal premium.

Ferdinand Hutahaean, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, mengatakan pemerintah tidak konsisten dengan regulasi sendiri. Ia bertanya-tanya usulan kenaikan harga BBM di saat harga minyak dunia turun. "Apakah untuk menutupi kerugian Pertamina selama ini?" ucapnya.

Ia mengatakan, jika Pertamina mengklaim rugi, harus diteliti rugi di sektor mana. "Dari jual-beli BBM atau dari sektor lain? Kalau dari penjualan BBM, tidak mungkin rugi," ujarnya. "Karena bisnis Pertamina banyak sekali, di sisi mana yang rugi?" Ia mengatakan mungkin ada sektor lain yang membuat Pertamina rugi. Misalnya, pada komponen biaya produksi.




REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

45 menit lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

5 jam lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

3 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

3 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

3 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

4 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

4 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

4 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

4 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya