IPO, PT Indonesia Pondasi Raya Lepas 303 Juta Lembar Saham  

Reporter

Editor

Sugiharto

Kamis, 10 Desember 2015 15:32 WIB

Seorang karyawan mengamati pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 2 November 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (Indopora) secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham IDPR. Untuk pelepasan saham perdana, perusahaan melepas sebanyak 303 juta lembar saham baru dengan harga penawaran Rp 1.280 per saham.

Jumlah saham yang dilepas ini merupakan 15,3 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). “Penawaran umum telah dilakukan selama dua hari, yakni dari tanggal 2 sampai 3 Desember 2015,” kata Presiden Direktur Indonesia Pondasi Raya, Febyan, pada Kamis, 10 Desember 2015.

Dalam pencatatan perdana saham ini, PT Yuanta Securities Indonesia dan PT Minna Padi Investama berperan sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Indopora, berdiri sejak 1977, didirikan oleh Yang Suryahimsa. Kegiatan perusahaan ini mencakup bidang usaha konstruksi fondasi, dinding penahanan tanah, perbaikan tanah pengujian tiang, dan lain-lain. Selama 38 tahun berdiri, Indopora telah mengerjakan berbagai macam proyek, mulai dari pembangunan fondasi untuk high rise buildings hingga proyek infrastruktur, seperti bendungan, membangkitkan listrik, dan lain-lain.

Klien perusahaan meliputi perusahaan terkemuka, baik perusahaan lokal maupun multinasional yang bergerak di bidang properti, konstruksi, manufaktur, sumber daya alam, dan sebagainya. Perseroan memiliki satu entitas anak yang bergerak pada bidang pembuatan tiang pancang precast dan prestressed serta jasa pemancangan, yaitu PT Rekaguntek Persada.

Seusai pelepasan saham, rencananya perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur ini akan menggunakan dana yang mereka peroleh dari IPO dengan pembagian sebanyak 40,5 persen akan digunakan untuk pembelian aset tetap, yaitu mesin-mesin untuk pekerjaan fondasi, dinding penahanan tanah, perbaikan tanah penguji tiang, dan alat-alat pendukung kegiatan operasional perseroan.

Lalu, sekitar 10,8 persen akan digunakan untuk penambahan investasi pada entitas anak perusahaan, yakni PT. Rekaguntek Persada, sebanyak 23,8 persen akan dipakai untuk pembelian tanah yang saat ini telah digunakan oleh perseroan, dan sisanya 24,9 persen akan digunakan untuk modal kerja operasional proyek.

Pada tahun 2014, Indopora mencatat pendapatan sebesar Rp 1.267 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 188 miliar dan margin bersih sebesar 14,8 persen. Pada semester pertama 2015, yakni bulan Januari hingga Juni, perseroan mencatat pendapatan Rp 738 miliar atau mengalami kenaikan 34,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2014 lalu, dengan laba bersih Rp 122 miliar dan margin laba bersih 16,6 persen, atau naik 48,1 persen dibandingkan periode yang sama pada 2014.

DESTRIANITA K.

Berita terkait

Ada Apa di Balik IPO PT Pertamina Geothermal Energy

22 Februari 2023

Ada Apa di Balik IPO PT Pertamina Geothermal Energy

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan menggelar penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 24 Februari.

Baca Selengkapnya

4 Anak Usaha BUMN IPO Tahun Depan, Ini Porsi Saham yang Akan Dilepas ke Publik

7 Desember 2022

4 Anak Usaha BUMN IPO Tahun Depan, Ini Porsi Saham yang Akan Dilepas ke Publik

Empat anak usaha perusahaan pelat merah bakal IPO pada 2023, mulai Pertamina Geothermal hingga Palm Co.

Baca Selengkapnya

Operator Cinema XXI Dikabarkan IPO Tahun Depan, Bidik Dana Rp 17,17 Triliun

3 Desember 2022

Operator Cinema XXI Dikabarkan IPO Tahun Depan, Bidik Dana Rp 17,17 Triliun

PT Nusantara Sejahtera Raya, operator bioskop Cinema XXI, dikabarkan tengah mempertimbangkan rencana IPO pada tahun depan.

Baca Selengkapnya

40 Perusahaan Masuk Pipeline IPO, BEI Sebut Banyak yang dari Sektor Teknologi

14 Oktober 2022

40 Perusahaan Masuk Pipeline IPO, BEI Sebut Banyak yang dari Sektor Teknologi

BEI menyampaikan sebanyak 40 perusahaan masuk dalam daftar antrean penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) BEI.

Baca Selengkapnya

Nilai Pengumpulan Dana di Bursa Tembus Rp 175,34 Triliun

3 Oktober 2022

Nilai Pengumpulan Dana di Bursa Tembus Rp 175,34 Triliun

Otoritas Jasa Keuangan mencatat hasil penggalangan dana oleh perusahaan-perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia sangat baik.

Baca Selengkapnya

Berencana IPO, Pupuk Kaltim: Kami Masih Menunggu Pemegang Saham

7 Juni 2022

Berencana IPO, Pupuk Kaltim: Kami Masih Menunggu Pemegang Saham

PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim berencana melantai di bursa efek Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bos Pelindo Beberkan Alasan Perusahaan Tunda Rencana IPO

19 Mei 2022

Bos Pelindo Beberkan Alasan Perusahaan Tunda Rencana IPO

Rencana IPO anak usaha Pelindo muncul saat perseroan belum melakukan merger.

Baca Selengkapnya

Rencana IPO Anak Usaha, Tempo Cermati Perkembangan Pasar

18 Mei 2022

Rencana IPO Anak Usaha, Tempo Cermati Perkembangan Pasar

Tempo Inti Media masih akan mencermati perkembangan pasar menyusul rencana IPO PT IMD.

Baca Selengkapnya

IPO, NETV Targetkan Dapat Dana Rp 149,99 Miliar

26 Januari 2022

IPO, NETV Targetkan Dapat Dana Rp 149,99 Miliar

NETV menawarkan sebanyak-banyaknya 765.306.100 saham barunya atau setara 4,37 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Baca Selengkapnya

Total Dana IPO 2021 BEI Capai Rp 32,14 T, Saham Bukalapak Penyumbang Terbesar

17 September 2021

Total Dana IPO 2021 BEI Capai Rp 32,14 T, Saham Bukalapak Penyumbang Terbesar

Bursa Efek Indonesia menyatakan IPO saham berhasil terpecahkan pada 2021 ini, dengan PT Bukalapak Tbk. sebagai penyumbang terbesar.

Baca Selengkapnya