BI Ingatkan Perusahaan Hati-hati Pinjam Uang dari Asing  

Reporter

Rabu, 25 November 2015 12:15 WIB

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia mengimbau pihak korporasi lebih berhati-hati melakukan pinjaman luar negeri. "Karena kita tidak ingin seperti tahun 1998, kredit korporasi bermasalah ketika nilai tukar bermasalah dan kondisi makro berubah," katanya saat ditemui dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta, Selasa, 24 November 2015.

Hal tersebut, menurut Agus, karena berdasarkan pengamatan BI, kenaikan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) pada 2015 menjadi 2,7 persen. "Tapi kami akan terus berkoordinasi dan menjaga kesehatan sistem keuangan kita agar ini bisa terkendali," ucapnya.
Sementara itu, pertumbuhan kredit hingga akhir tahun ini diperkirakan akan mencapai 11 persen meskipun sempat turun beberapa waktu lalu.

Pertumbuhan kredit pada 2016 diprediksi meningkat menjadi 12-14 persen. Menurut Agus, hal ini lantaran ekonomi dunia akan lebih baik dibanding tahun ini. Investasi yang dilakukan pemerintah juga didukung investasi swasta dan konsumsi masyarakat, sehingga pertumbuhan kredit menjadi lebih baik.

Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga diperkirakan bisa mencapai 13-15 persen. Agus menuturkan kondisi tersebut baik karena sumber pendanaan akan meningkat, sehingga pembiayaan perekonomian tahun depan akan cukup memadai.

Yang tak kalah penting dilakukan adalah pendalaman pasar keuangan. Dengan begitu, sumber pembiayaan nantinya tidak hanya didominasi perbankan. Saat ini hampir 90 persen pembiayaan di Indonesia masih bersumber dari perbankan. Sedangkan sektor keuangan lain, seperti pasar modal, masih belum berkembang.

GHOIDA RAHMAH




Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

16 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya