Gaet Investasi Jepang, BKPM Siapkan Tim Marketing
Editor
Eko Ari Wibowo
Rabu, 25 November 2015 05:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani mengatakan Indonesia adalah mitra terpenting bagi Jepang. Sebab, Senin malam, 23 November 2015, Indonesia kedatangan 1.100 duta sipil Jepang, yang sebagian besar adalah pengusaha, serta kalangan pemerintah pusat dan daerah.
"Untuk memfasilitasi investor Jepang, BKPM membentuk tim marketing officer khusus untuk wilayah Jepang," kata Franky dalam keterangan resminya, Selasa, 24 November 2015.
Sebelumnya, Presiden telah mengumumkan membagi tugas para menterinya terkait dengan penanganan kerja sama ekonomi dengan negara mitra. Presiden menunjuk Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas Sofyan Djalil sebagai penghubung antara negara Indonesia dan Jepang.
Franky menuturkan pemimpin delegasi Jepang Toshihiro Nakai sempat mengutarakan tawaran mengenai kerja sama di bidang pertanian dengan Indonesia. Salah satunya berkenaan dengan kerja sama teknologi Jepang, khususnya perbaikan mutu tanah dan irigasi. Ia menambahkan, sektor pertanian memang masih belum banyak dimasuki oleh investor Jepang.
Dari data yang dimiliki BKPM sejak 22 Oktober 2014 hingga 20 November 2015, minat di sektor pertanian tercatat US$ 41 juta. “Sedangkan dari sektor lainnya, seperti infrastruktur, sebesar US$ 5 miliar,” tutur Franky.
Dalam kurun waktu tersebut, total minat dan komitmen investasi Jepang mencapai US$ 19 miliar. Dari jumlah tersebut, yang sudah memiliki izin prinsip mencapai US$ 6 miliar. Sedangkan minat yang dikategorikan serius nilainya mencapai US$ 3,1 miliar, yang diharapkan dapat segera terealisasi menjadi izin prinsip.
Menurut Franky, Jepang salah satu kontributor utama terhadap capaian target realisasi investasi Indonesia. Dari data realisasi investasi yang dikeluarkan oleh BKPM periode Januari-September 2015, Jepang menduduki peringkat ketiga dengan nilai mencapai US$ 2,5 miliar dengan 1.318 proyek, di bawah Singapura yang menempati posisi teratas US$ 3,55 miliar dengan 1.999 proyek dan Malaysia US$ 2,9 miliar dengan 600 proyek. Sedangkan di bawah Jepang, tercatat Korea Selatan memiliki nilai investasi US$ 1 miliar dengan 1.529 proyek dan Belanda US$ 908 juta dengan 301 proyek.
Dalam delegasi yang dipimpin Ketua Liga Parlemen Indonesia-Jepang Toshihiro Nikai itu, hadir pula Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri Jepang Motoo Hayashi bersama 17 orang delegasi, terdiri atas anggota parlemen dan Gubernur dari Prefektur Yamanashi, Ehime dan Kochi.
Franky menambahkan, kehadiran duta sipil tersebut memanfaatkan momentum bebas visa sehingga ke depannya diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan dari kedua negara serta mempermudah eksplorasi potensi kerja sama.
AHMAD FAIZ IBNU SANI