BI Rutin Desain Ulang Mata Uang Rupiah, Ini Alasannya  

Reporter

Selasa, 24 November 2015 05:39 WIB

Uang Rupiah. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat temuan peredaran uang palsu meningkat signifikan pada tahun 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal tersebut menjadi alasan Bank Indonesia secara rutin mengubah desain mata uang rupiah. Selain itu, perubahan ini sebagai standar internasional BI untuk meningkatkan fitur keaslian rupiah secara berkala.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi mengatakan perubahan secara berkala itu dilakukan BI dalam rangka menjaga integritas fisik rupiah. “Ada beberapa hal yang kita lakukan,” katanya di gedung BI, Jakarta, Senin, 23 November 2015.

Selain mengubah secara periodik fitur dan desain uang, BI juga mengedukasi masyarakat tentang keaslian uang. BI pun bekerja sama dengan aparat hukum, dalam hal ini kepolisian, untuk penindakan setiap temuan yang dilaporkan.

“BI juga memiliki fasilitas mini lab yang nantinya menjadi cikal bakal penelitian uang palsu yang ditemukan,” ujar Suhaedi.

BI mencatat jumlah temuan uang palsu yang bersumber dari laporan perbankan ke BI serta hasil penyidikan Polri pada tahun 2015 (Oktober) mencapai 273.223 lembar. Jumlah temuan tersebut naik 225 persen dibanding tahun 2014, yang hanya 122.091 lembar.

Berdasarkan data BI, pada tahun 2015, dari 273.223 lembar uang palsu yang ditemukan, sebanyak 202.376 lembar uang dalam pecahan Rp 100.000, 59.848 lembar dalam pecahan Rp 50.000, 7.065 lembar dalam pecahan Rp 20.000, 1.805 lembar dalam pecahan Rp 10.000, 1.805 lembar dalam pecahan Rp 5.000, 323 lembar dalam pecahan Rp 2.000, dan 1 lembar pecahan Rp 1.000.

Sedangkan pada tahun lalu, dari 122.091 lembar temuan uang palsu itu, terdiri atas 68.021 lembar dalam pecahan Rp 100.000, 43.150 lembar dalam pecahan Rp 50.000, 6.809 lembar dalam pecahan Rp 20.000, 2.070 lembar dalam pecahan Rp 10.000, 2.032 lembar dalam pecahan Rp 5.000, 5 lembar dalam pecahan Rp 2.000, dan 4 lembar dalam pecahan Rp 1.000.

INGE KLARA SAFITRI

Berita terkait

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 jam lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

10 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

1 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

3 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

5 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya