Impor dari Cina Naik 64,39 persen, Defisit US$ 12,8 miliar

Reporter

Senin, 16 November 2015 21:45 WIB

Pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu di industri rumahan daerah Ciomas, Bogor, Jawa Barat, 7 Agustus 2015. Menurut Kholik sang pemilik, omzet pabrik sepatu di tempatnya tahun ini menurun hingga 50 persen karena sepinya pemesan. Produk industri rumahan semakin sulit bersaing dengan sepatu impor dari cina karena harganya jauh lebih murah. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta -Sepanjang Januari-Oktober, nilai impor dari Cina melonjak drastis sebesar 64,39 persen hingga menjadi US$ 23,8 miliar, dari tahun lalu hanya US$ 14,5 miliar.

Hal ini berbanding terbalik dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan nilai impor global Indonesia pada periode yang sama turun 20,47 persen hingga menjadi US$ 119,05 miliar. "Secara kumulatif, nilai impor terdiri atas impor migas yang turun 42,16 persen menjadi US$ 21,17 miliar dan nonmigas yang turun 13,46 persen menjadi US$ 97,89 miliar," kata Kepala BPS Suryamin dalam siaran persnya, Selasa, 16 November 2015.

Lonjakan impor dari Cina, di tengah tren turunnya pasokan dari negara lain, diduga karena depresiasi mata uang yuan. Hal itu berbalik dengan kondisi rupiah yang sedang menguat dibanding dolar Amerika Serikat. "Kalau rupiah menguat, kita sulit dorong ekspor. Di pihak lain, barang Cina itu semakin murah ketika yuan melemah," kata Sasmito, Deputi Distribusi Statistik dan Jasa BPS di Kantor Pusat BPS.

Hal itu membuat jarak defisit perdagangan Indonesia dengan negeri tirai bambu semakin lebar. Kurang dua bulan dari tutup tahun, menurut catatan BPS, defisit neraca perdagangan Indonesia dari Cina sudah US$ 12,8 miliar. Bagaimana tidak, ekspor Indonesia ke Negeri Jet Li itu hanya US$ 11 miliar.

Menurut Sasmito, hal itu harus menjadi perhatian pemerintah untuk menjaga neraca perdagangan tetap positif. "Saat impor naik, sebenarnya enggak ada masalah selama ekspor kita juga meningkat, makanya kita harus dorong produk-produk bernilai tinggi," tuturnya.

Defisit perdagangan Indonesia dengan Cina paling besar dibandingkan dengan negara lainnya. Sementara, Thailand berada di posisi kedua defisit US$ 2,7 miliar dan Australia sebesar US$ 1,4 miliar. "Selain dari negara-negara tersebut, kita terhitung surplus," kata Sasmito.

Sebenarnya, barang apa saja yang kita impor dari Cina? Menurut data BPS, Cina paling banyak mengirim mesin dan alat mekanik serta listrik, besi dan baja, plastik, bahan kimia, pupuk, serta kendaraan dan onderdilnya.



PINGIT ARIA

Berita terkait

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

4 jam lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

3 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

3 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

4 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya