Seorang karyawan mengamati pergerakan angka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 2 November 2015. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona merah. "Tiada ampun bagi IHSG di mana pelaku pasar masih melanjutkan aksi jualnya yang terlihat dari laju IHSG kemarin yang terus mengalami tekanan," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada dalam siaran persnya, Selasa, 10 November 2015.
Pada perdagangan hari ini di Bursa Efek Indonesia, pelemahan masih terjadi seiring masih maraknya sentimen negatif terutama dari peluang kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Fed Rate).
"Sepanjang kekhawatiran tersebut belum sirna, tampaknya laju IHSG masih cenderung melemah," kata Reza. Ia menambahkan, hal ini tidak akan terjadi hingga pelaku pasar mengabaikan masalah The Fed.
Pada perdagangan Selasa, 10 November 2015, Reza memperkirakan IHSG berada pada rentang support 4.424-4.465 dan resisten 4.538-4.567. Three black crows menjauhi area Middle Bollinger Band (MBB). MACD cenderung bergerak turun dengan histogram negatif yang lebih panjang. RSI, Stochastic, dan William’s cenderung melanjutkan penurunan.
Laju IHSG gagal bertahan di atas area target support 4.534-4.550, serta gagal menuju target resisten 4.589-4.615 dan berakhir jauh di bawah target level tersebut.
Akhirnya, kata Reza, utang gap terdekat di level 4.546-4.560 telah tertutupi sehingga masih ada utang gap di level 4.346-4.381 dan 4.470-4.496. "Untuk itu, tetap cermati sentimen yang ada, dan berharap kenaikan dapat terjadi."
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.