TEMPO Interaktif, Jakarta:Bursa Efek Jakarta (BEJ) menghapus pencatatan efek (delisting) PT Ryane Adibusana Tbk. "Berlaku efektif pada tanggal 13 Februari 2006," kata Kepala Divisi Pencatatan Sektor Jasa BEJ, Wan Wei Yiong, dalam penjelasannya di Jakarta, Rabu (4/1).Penghapusan itu terkait kondisi operasional perseroan saat ini yang tidak berjalan normal sesuai kapasitas yang ada. Perseroan saat ini mengalami kondisi yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perseroan sebagai perusahaan terbuka. BEJ memandangperseroan tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.Pertimbangan lain yang mendasari keputusan BEJ adalah belum dipenuhinya kewajiban finansial Perseroan kepada Bursa berupa denda keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan pembayaran biaya pencatatan tahunan (ALF) hingga saat dikeluarkannya surat keputusan tersebut.BEJ akan memperpanjang suspensi lima hari bursa di semua pasar sejak 5 hingga 12 Januari 2006. Selain itu, perdagangan efek perseroan hanya di pasar negosiasi akan dibuka selama 20 hari bursa sejak 13 Januari 10 Februari 2006.Saham dengan kode RYAN itu merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan pembuatan pakaian, perdagangan tekstil dan aksesori. Komposisi kepemilikan sahamnya adalah HSBC PV BK (Suisse) SA SG-TR 20,99 persen, Asia Kapitalindo Securities 18,18 persen, Ricky Ferlianto Lie 18,12 persen, OCBC Securities Private Limited 7,3 persen, Asia Inti Utama 6 persen, dan publik 24,4 persen dari total saham 550,06 juta saham.suliyanti pakpahan
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.