BEJ Delisting PT Ryane Adibusana

Reporter

Editor

Rabu, 4 Januari 2006 11:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Bursa Efek Jakarta (BEJ) menghapus pencatatan efek (delisting) PT Ryane Adibusana Tbk. "Berlaku efektif pada tanggal 13 Februari 2006," kata Kepala Divisi Pencatatan Sektor Jasa BEJ, Wan Wei Yiong, dalam penjelasannya di Jakarta, Rabu (4/1).Penghapusan itu terkait kondisi operasional perseroan saat ini yang tidak berjalan normal sesuai kapasitas yang ada. Perseroan saat ini mengalami kondisi yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perseroan sebagai perusahaan terbuka. BEJ memandangperseroan tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.Pertimbangan lain yang mendasari keputusan BEJ adalah belum dipenuhinya kewajiban finansial Perseroan kepada Bursa berupa denda keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan pembayaran biaya pencatatan tahunan (ALF) hingga saat dikeluarkannya surat keputusan tersebut.BEJ akan memperpanjang suspensi lima hari bursa di semua pasar sejak 5 hingga 12 Januari 2006. Selain itu, perdagangan efek perseroan hanya di pasar negosiasi akan dibuka selama 20 hari bursa sejak 13 Januari 10 Februari 2006.Saham dengan kode RYAN itu merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan pembuatan pakaian, perdagangan tekstil dan aksesori. Komposisi kepemilikan sahamnya adalah HSBC PV BK (Suisse) SA SG-TR 20,99 persen, Asia Kapitalindo Securities 18,18 persen, Ricky Ferlianto Lie 18,12 persen, OCBC Securities Private Limited 7,3 persen, Asia Inti Utama 6 persen, dan publik 24,4 persen dari total saham 550,06 juta saham.suliyanti pakpahan

Berita terkait

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

6 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

15 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

23 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

29 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

21 Maret 2024

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya