Obligasi Trikomsel Terancam Default,Ini kata Analis Singapur  

Reporter

Selasa, 27 Oktober 2015 17:35 WIB

Sejumlah nasabah mengisi formulir saat Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering) PT Trikomsel Oke (tbk) di Jakarta,(02/04). PT Trikomsel Oke (tbk) yang memiliki 800 toko produk seluler OKE shop di Indonesia ini menjual 450 juta lembar sa

TEMPO.CO, Jakarta - Obligasi yang diterbitkan PT Trikomsel Oke Tbk senilai US$ 155 juta atau setara Rp 2,11 triliun di pasar Singapura terancam gagal bayar (default). Obligasi perusahaan penyedia produk dan layanan telekomonukasi seluler ini jatuh tempo pada 2016 dan 2017.

Ancaman default obligasi ini merupakan yang pertama kali terjadi di pasar obligasi Singapura sejak krisis global. Menurut kalangan analis di Singapura, ancaman gagal bayar oblgasi Trikomsel membuat investor semakin malas untuk melirik surat utang yang diterbitkan perusahaan-perusahaan Indonesia.

Vaninder Singh, ekonom RBS mengatakan depresiasi nilai tukar rupiah membuat banyak perusahaan di Indonesia yang mengalami kesulitan. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dan ancaman pelarian dana asing (capital flight) karena imbas kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) juga berpengaruh terhadap kondisi perusahaan.

"Banyak perusahaan di Indonesia yang mengalami persoalan utang valas yang tinggi karena depresiasi rupiah. Ini memberikan tekanan kepada penerbitan obligasi Indonesia," kata Sing seperti dilansir dari laman Asia One Selasa 27 Oktober 2015.

Seperti diketahui Trikomsel menerbitkan dua surat utang. Yang petama sebesar S$ 115 juta dengan bunga 5,25 persen dan jatuh tempo pada Mei 2016. Yang kedua sebesar S$ 100 juta dengan bunga 7,875 persen yang jatuh tempo pada Juni 2017.

Dalam surat keterangannya kepada Bursa Singapura, Senin lalu, emiten yang sekitar 19,9 persen sahamnya dimiliki Japan SoftBank Corp ini berharap dapat mencapai kesepakatan dengan para krediturnya terkait restrukturisasi utang senilai total US$ 460 juta pada triwulan I 2016.

Presiden Direktur Trikomsel Sugiono Wiyono mengatakan akan melakukan pertemuan dengan para kreditur, baik pihak bank maupun pemegang obligasi, untuk membahas proposal restrukturisasi dalam dua hingga tiga pekan ke depan. Perseroan berharap restrukturisasi dapat dimulai pada 31 Januari 2016 dan dokumen legal bisa diteken pada 29 Februari 2016.

"Dari total utang sekitar US$460 juta kepada sejumlah kreditur, termasuk di dalamnya dua obligasi, sebanyak 80 persen diantaranya akan jatuh tempo dalam dua tahun dan sebagian kecil sisanya pada 2018," kata Sugiono dalam keterangan kepada Bursa Singapura.

SETIAWAN ADIWIJAYA

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

11 jam lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

1 hari lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

2 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

3 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

4 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

4 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

4 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

5 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

5 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya