Nadia Tenggara, Si Cantik Lulusan Amerika di Balik Go-Mart

Senin, 26 Oktober 2015 15:05 WIB

Project Manager Go-Mart Nadia Tenggara dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim di Jakarta, Kamis (22/10/2015) (ANTARA News/Nanien Yuniar)

TEMPO.CO, Jakarta - Berawal dari pengalaman pribadi sebagai salah satu warga Jakarta yang tidak menyukai kemacetan dan kesulitan mendapatkan barang yang dibutuhkan dalam waktu yang cepat, Nadia Tenggara bersama Go-Jek kini mengembangkan sebuah layanan baru, yaitu Go-Mart, layanan di mana konsumen tidak perlu pergi ke lokasi toko yang dituju karena pengemudi Go-Jek akan membelikan dan mengantarkan produk yang dipilih.

Nadia Tenggara memegang posisi Head of Go-Mart Indonesia sejak Maret 2015. Lulusan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan di University of Virginia, Amerika Serikat, ini mengungkapkan, “The journey of Go-Mart is my responsibility. Mulai dari menentukan target market, bekerja sama dengan berbagai retail, menciptakan user experience yang paling baik, lalu strategi pemasaran yang tepat untuk mencakup lebih banyak lagi market di luar user-based Go-Jek.”

Menurut Nadia, leverage dari situasi kemacetan Jakarta, Go-Jek mengembangkan kesempatan itu untuk, selain memudahkan konsumen, meningkatkan produktivitas pengemudi Go-Jek yang kini sudah mencapai 100 ribu orang dan tersebar di seluruh area Jabodetabek.

Sambil menjalankan bisnisnya sendiri, Callamaya, sebuah florist business, Nadia bergabung dengan Go-Jek ketika tim manajemen masih sangat kecil. Saat itu hanya ada core service, yaitu transport dan shopping.

“Kami semua di Go-Jek berbagi kultur dan behavior yang selalu mau berinovasi dan terus berkembang. Saya memiliki chemistry yang cocok dengan tim Go-Jek. Hingga akhirnya muncul Go-Mart. Yang membedakan dengan fitur shopping adalah konsumen tidak perlu input produk dan lokasi toko secara manual, tapi hanya perlu pick and choose,” ujar wanita yang punya hobi traveling ini.

Go-Mart hadir sebagai bentuk revolusi berbelanja di era yang serba digital ini. “Kami mau melakukan suatu revolusi dari customer behavior yang sudah kebiasaan pergi ke toko untuk berbelanja. Dengan adanya Go-Mart, kami ingin shift behavior konsumen dari offline experience ke arah online delivery. Sekarang mobile phone adalah akses untuk akses Internet. Bahkan setiap orang diperkirakan melihat ponselnya setiap 10 menit sekali,” ujar Nadia.

Menurut Nadia, hambatan yang kini dihadapi adalah bagaimana cara mengedukasi konsumen untuk mengubah behavior dalam berbelanja. “Jika dibandingkan dengan fitur transport, itu konsep yang sudah biasa karena ojek sudah ada dari dulu. Namun untuk online delivery, mempercayakan berbelanja kebutuhan sehari-hari kepada orang lain itu suatu konsep yang harus kita edukasi lebih lanjut.”

Saat ini target yang ingin dicapai Nadia adalah mendapatkan trust dari konsumen untuk terus menggunakan layanan Go-Mart karena, menurut dia, berbelanja dengan Go-Mart merupakan solusi berbasis teknologi masa kini yang dapat membuat berbelanja menjadi jauh lebih efisien.

SWA

Berita terkait

Curhat Alamanda Shantika ke Nadiem Makarim Saat Galau Soal Karier

14 November 2019

Curhat Alamanda Shantika ke Nadiem Makarim Saat Galau Soal Karier

Pendiri Binar Academy mengatakan pernah bingung antara mengikuti nasihat orang tua atau Nadiem Makarim.

Baca Selengkapnya

Gojek Akan Ekspansi ke Malaysia dan Filipina Tahun Depan

3 November 2019

Gojek Akan Ekspansi ke Malaysia dan Filipina Tahun Depan

Gojek akan melakukan ekspansi ke Malaysia dan FIlipina.

Baca Selengkapnya

Gojek Bongkar Rahasia Sukses di Program Gojek Xcelerate

10 September 2019

Gojek Bongkar Rahasia Sukses di Program Gojek Xcelerate

Super App Gojek bersama Digitaraya meluncurkan Gojek Xcelerate.

Baca Selengkapnya

Potongan Insentif Didemo, Gojek: Berlaku untuk Semua Ojek Online

8 September 2019

Potongan Insentif Didemo, Gojek: Berlaku untuk Semua Ojek Online

Gojek Indonesia mengonfirmasi bahwa pemotongan insentif untuk mitra pengemudi adalah kebijakan nasional.

Baca Selengkapnya

Ekspansi ke Malaysia, Gojek: Kami Terbuka dengan Kompetisi

27 Agustus 2019

Ekspansi ke Malaysia, Gojek: Kami Terbuka dengan Kompetisi

Chief Public Policy & Government Relations Gojek Group, Shinto Nugroho mengatakan Gojek pada dasarnya terbuka dengan kompetisi.

Baca Selengkapnya

Gojek Siap Kembangkan Pengembangan Gopay di Filipina

22 Juli 2019

Gojek Siap Kembangkan Pengembangan Gopay di Filipina

Perusahaan aplikasi Gojek tengah mengembangkan lini bisnis dompet digital atau GoPay ke pasar ASEAN, khususnya Filipina.

Baca Selengkapnya

Transaksi Go-Pay di Luar Aplikasi Go-Jek Naik 25 Kali Lipat

15 April 2019

Transaksi Go-Pay di Luar Aplikasi Go-Jek Naik 25 Kali Lipat

Pertumbuhan transaksi Go-Pay di luar layanan Go-Jek telah naik 25 kali lipat dari sejak diperkenalkan.

Baca Selengkapnya

Antar Pesanan Sate Ayam Jokowi, Driver Go-Jek Ini Dapat Sepeda

12 April 2019

Antar Pesanan Sate Ayam Jokowi, Driver Go-Jek Ini Dapat Sepeda

Jokowi bertemu mitra pengemudi Go-Jek, ia bercerita pernah memesan sate ayam melalui Go-Food.

Baca Selengkapnya

Jadi Decacorn Pertama di Indonesia, Go-Jek: Pasar Kami Tertinggi

5 April 2019

Jadi Decacorn Pertama di Indonesia, Go-Jek: Pasar Kami Tertinggi

Go-Jek berada di urutan ke-19 decacorn di dunia, dengan nilai valuasi US$ 10 miliar.

Baca Selengkapnya

Bikin Macet, Pemerintah Minta Go-Jek Sediakan Shelter

8 Maret 2019

Bikin Macet, Pemerintah Minta Go-Jek Sediakan Shelter

Kementerian Perhubungan meminta pemerintah daerah dan operator ojek online, Go-Jek dan Grab, untuk menyediakan shelter.

Baca Selengkapnya