Alami Penurunan, Anggaran Kerja Kemenkeu Disetujui Dewan

Reporter

Jumat, 23 Oktober 2015 14:57 WIB

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro membacakan pandangan pemerintah dalam Rapat Paripurna Ke-3 MP I TS 2015-2016 di Senayan, Jakarta, 25 Agustus 2015. Rapat Paripurna ini beragendakan pembacaan tanggapan pemerintah terhadap pemandangan umum fraksi atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2016 beserta Nota Keuangannya. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Keuangan XI Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui pagu kerja Kementerian Keuangan 2016 sebesar Rp 39,278 triliun. Pagu tersebut mengalami penurunan dari usul awal sekitar Rp 40,449 triliun.

"Saya tanyakan, apakah pagu baru berupa penurunan anggaran Kemenkeu dari sebelumnya Rp 40,449 triliun menjadi Rp 39,278 triliun dengan rincian yang disampaikan dapat disetujui?" kata pemimpin rapat Marwan Cik Asan, Jumat, 23 Oktober 2015. Peserta rapat menyatakan setuju.

Marwan mengatakan berkurangnya anggaran kerja lantaran berubahnya asumsi makro yang disetujui Komisi Keuangan. "Bahkan penerimaan tidak sesuai dengan target awal yang disampaikan dalam RAPBN 2016," kata politikus dari Fraksi Partai Demokrat itu.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan, anggaran tersebut dialokasikan ke unit Sekretariat Jenderal Rp 14,504 triliun untuk program dukungan manajemen LPDP. "Inspektorat Jenderal Rp 108,79 miliar untuk peningkatan dan akuntabilitas aparatur," kata mantan Wakil Menteri Keuangan itu.

Bagi Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, Rp 145,98 miliar dialokasikan untuk pengelolaan anggaran negara. Adapun Direktorat Jenderal Pajak mendapatkan Rp 8,124 triliun. "Untuk peningkatan dan pengamanan penerimaan pajak," ujar Bambang.

Bambang melanjutkan, Direktorat Jenderal Perimbangan menerima anggaran Rp 133,4 miliar. Anggaran tersebut dialokasikan untuk peningkatan pengelolaan perimbangan keuangan daerah. "Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko sebesar Rp 109,08 miliar," ujarnya.

Anggaran sebesar Rp 11,076 triliun, kata Bambang, untuk Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara. Anggaran tersebut ditujukan buat pengelolaan perbendaharaan negara dalam bentuk satuan kerja, yakni Badan Layanan Sawit sebesar Rp 9,54 triliun.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara menerima Rp 624,96 miliar untuk pengelolaan kekayaan piutang dan lelang. Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan mendapatkan anggaran Rp 734,18 miliar. "Untuk pendidikan pelatihan aparatur dan STAN," katanya.

Terakhir, Bambang meneruskan, anggaran Badan Kebijakan Fiskal sebesar Rp 240,3 miliar akan digunakan untuk program perumusan kebijakan fiskal. "Kami siap menjalankan anggarannya," ujarnya.

SINGGIH SOARES

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

4 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

4 hari lalu

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

PT Astra International Tbk. (ASII) menetapkan jajaran komisaris dan direksi baru.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

9 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

9 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

9 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

9 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

9 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya