Kenapa AS Anggarkan US$ 35 Juta untuk Konservasi Laut NKRI?  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 23 Oktober 2015 14:27 WIB

Sejumlah anak penyu hijau dilepaskan ke laut di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta, (14/11). Beberapa pualu di Indonesia, seperti pulau Pramuka, Derawan, dan Sangalaki di Kalimantan di jadikan tempat konservasi bagi penyu hijau. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) menganggarkan 35 juta dolar AS atau setara Rp500 miliar untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam hal konservasi laut selama lima tahun ke depan.

"Selama beberapa tahun terakhir, pemerintah AS melalui USAID memberikan kontribusi sebesar 35 juta dolar AS, ditambah 33 juta dolar AS untuk lima tahun ke depan dalam rangka perlindungan sumber daya laut dan mendukung penangkapan ikan yang berkesinambungan di Indonesia," kata Wakil Duta Besar (AS) untuk Indonesia Brian Mcfeeters dalam Kampanye Laut "Lindungi Laut Kita, Penyu Laut" di Jakarta, Kamis (22 Oktober 2015) malam.

Brian mengatakan pelestarian sumber daya laut bukanlah mengenai hubungan antara Indonesia dan AS, melainkan tanggung jawab dunia yang harus diemban bersama.

Salah satu tindakan pelestarian dalam kerja sama kedua negara ini adalah konservasi penyu belimbing sebagai satwa langka dengan jumlah populasi yang kian menurun.

Perlindungan penyu belimbing yang sekarang hanya berjumlah 2.000 ekor dari 6.000 ekor, menjadi penting karena hewan ini bertelur di Indonesia, tepatnya diKabupaten Tambrouw, Provinsi Papua Barat dan berimigrasi ke California untuk mencari makan ubur-ubur dan melakukan perkawinan.

"Selain penyu, ada masalah lain yang lebih luas dan menjadi perhatian kami, seperti masalah sampah di laut dan pengasaman laut. Oleh sebab itu, kami menganggap masalah ini bukan hanya tentang AS dan Indonesia, tetapi dunia," kata Brian.

Adapun beberapa prakarsa yang dirancang AS dengan rentang waktu sepuluh tahun ke depan, yakni mendukung perencanaan strategis sektor laut dan membantu pemerintah Indonesia dalam upaya penangkapan ikan dalam kapasitas tepat guna menopang produksi dan perekonomian.

Selain itu, AS juga ingin berkomitmen melindungi jutaan hektar area laut, termasuk area-area yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.

Yang terakhir, AS berkomitmen mengerahkan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, seperti "Visible Infrared Imaging Radiometer Suite" (VIIRS) milik badan antaraiksa NASA untuk mengenali kapal-kapal yang menggunakan cahaya untuk menarik ikan di malam hari.

BISNIS

Berita terkait

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

1 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

2 jam lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

4 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya