TEMPO.CO , Rote: Sejumlah petani rumput laut di Desa Nembrala, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluhkan anjloknya harga rumput laut di daerah itu.
Anjloknya harga rumput laut itu sudah berlangsung selama dua bulan terakhir. Padahal sebelum terjadi gejolak harga, rumput laut yang telah dikeringkan petani dijual sebesar Rp 15 ribu per kilogram. Harga itu turun menjadi Rp 7.000 per kilogram dan saat ini hanya Rp 1.000 per kg.
Adapun rumput laut warna hijau yang dikeringkan turun dari harga awal Rp 20 ribu menjadi Rp 12 ribu dan saat ini turun lagi menjadi Rp 7.000 per kg.
Petani rumput laut setempat, Yane Balu, mengatakan harga rumput laut ditentukan oleh pembeli dari Surabaya. "Jika terjadi gejolak harga, petani rumput laut di Rote juga terkena imbas," kata Yane, Sabtu, 17 Oktober 2015.
Yane mengatakan sejumlah petani memilih menahan rumput laut dengan tidak menjualnya kepada pedagang pengumpul. Mereka memilih menunggu sampai harga rumput laut kembali normal. Namun, petani lainnya memilih menjual rumput laut yang sudah dikeringkan tersebut, karena membutuhkan uang.
"Kami hanya berharap dari penghasilan rumput laut, karena kekeringan," katanya.
Kekeringan panjang yang melanda daerah itu membuat kebun warga tidak diolah sehingga satu-satunya sumber pendapatan berasal dari usaha rumput laut. "Petani memilih menahan rumput laut hingga harga rumput laut kembali normal," katanya.
Petani lainnya, Ana Keli Bastian, 90 tahun, masih turun ke laut untuk memanen rumput laut. Ana mengatakan pendapatan dari usaha rumput laut sangat besar, namun setelah harga anjlok, dia kehilangan pendapatan. "Saya kumpulkan saja rumput laut lalu dikeringkan, menunggu sampai harga normal baru dijual," ujarnya.
Ana mengisahkan petani di pesisir selatan Pulau Rote tersebut mengalami beberapa kali musibah terhadap rumput laut. Salah satunya, yakni pencemaran Laut Timor yang disebabkan tumpaham minyak dari Ladang Montara yang dikelola PTTEP Australasia pada 2009 lalu. Musibah itu mengakibatkan usaha rumput gagal total sampai 2010.
YOHANES SEO
Berita terkait
Ketika Petani Curhat ke Jokowi Soal Pupuk Langka dan Mahal
9 Maret 2018
Keluhan dari petani mengenai ketersediaan dan mahalnya harga pupuk sering didengar oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaRibuan Petani Dikabarkan Datangi Istana Tuntut Reforma Agraria
24 September 2017
Ribuan petani akan mendatangi Istana Merdeka pada Rabu, 27 September 2017.
Baca SelengkapnyaWarga Kendal Datangi MA Ajukan Penangguhan Penahanan 3 Petani
16 Mei 2017
Alasan pengajuan penangguhan penahanan adalah soal kemanusiaan.
Baca SelengkapnyaPolres Karawang Bantah Buru Petani yang Bersengketa
19 Oktober 2016
Petani disebut telah mempunyai sengketa dengan pabrik sebelumnya. Konflik meletus dengan cepat.
Baca SelengkapnyaKasus Salim Kancil, Eks Kades Haryono Dituntut Seumur Hidup
19 Mei 2016
Menurut penuntut umum, Haryono terbukti sebagai aktor intelektual penganiayaan dan pembunuhan Salim Kancil.
Baca SelengkapnyaSoal Terdakwa Anak Kasus Salim Kancil, Komnas: Hakim Bijak
29 April 2016
Arist Merdeka Sirait menuturkan dua narapidana anak itu harus
dibina.
Terdakwa Anak Kasus Salim Kancil Divonis 3,5 Tahun
28 April 2016
Menurut majelis hakim, terdakwa terbukti memukul tengkuk Salim Kancil saat aktivis antitambang itu dianiaya puluhan orang.
Baca SelengkapnyaTerdakwa Anak pada Kasus Salim Kancil Dituntut 7 Tahun Bui
26 April 2016
Terdakwa dituntut tanpa didampingi penasihat hukum.
Baca SelengkapnyaTerdakwa Anak di Kasus Salim Kancil Terancam Dibui 10 Tahun
25 April 2016
Sesuai ketentuan, hukuman bagi terdakwa anak separuh dari orang dewasa.
Baca Selengkapnya2 Anak di Bawah Umur Pengeroyok Salim Kancil Mulai Diadili
21 April 2016
Persidangan digelar maraton karena batas waktunya hanya 25 hari.
Baca Selengkapnya