TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memprediksi konsumsi pasokan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Premium akan stabil sekali pun harganya diturunkan pemerintah. Soalnya sebagian konsumen BBM jenis ini sudah beralih ke Pertamax dan Pertalite. "Dua jenis BBM ini yang menahan laju konsumsi Premium," kata Kepala BPH Migas Andi Noorsaman Sommeng saat dihubungi Tempo, Senin, 5 Oktober 2015.
Andi mencatat konsumsi Premium nasional stagnan sejak awal tahun lalu, yakni sekitar 70 ribu kiloliter per hari. Sementara Pertamax bergerak dari 7.000 kiloliter per hari menjadi 10.000 kiloliter per hari. Konsumsi jenis Pertalite juga perlahan naik menuju 10 ribu kiloliter per hari.
Apalagi, Andi melanjutkan, Pertalite yang mempunyai kadar oktan 90 ini tengah membuka sejumlah outlet di luar Jawa dan Bali. Pertalite digadang-gadang menjadi produk "pertengahan," yang tujuannya mempercepat migrasi Premium dengan kadar oktan hanya 88.
BPH memprediksi kuota Premium yang ditetapkan pemerintah sebesar 29 juta kiloliter tidak jebol. "Dibanding tahun-tahun sebelumnya, konsumsi Premium selalu over kuota," ucap Andi. Dia menilai pemerintah harus meninjau ulang rencana penurunan harga Premium. Soalnya, BBM ini diperoleh melalui impor dan digunakan untuk kebutuhan konsumsi.
Agar migrasi ke Premium tidak terjadi, Andi mengimbau PT Pertamina (persero) menjaga ketersediaan pasokan Pertamax dan Pertalite. Soalnya, di beberapa daerah luar Jawa dan Bali, stok Pertamax tidak jarang didapati kosong.
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.