Pelambatan Ekonomi Cina dan Amerika Terus Bayangi Indonesia

Reporter

Selasa, 22 September 2015 20:53 WIB

Suasana di sebuah Angjungan Tunai (ATM) bank Mandiri, di Jakarta, (31/1). PT Bank Mandiri Tbk akan menjual sukuk ritel (obligasi berbasis syariah) senilai Rp 95 miliar. Foto: TEMPO/Wahyu Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta - Asian Development Bank merevisi pertumbuhan ekonomi Asia menjadi 5,8 persen dari 6,3 persen. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terivisi menjadi 4,9 persen dari lebih 5 persen pada awalnya. "Hal ini terjadi karena perlambatan yang terjadi pada Cina dan Amerika Serikat," ujar Direktur ADB Indonesia Steven Tabor di Jakarta, Selasa, 22 September 2015.


Menurutnya, situasi perekonomian yang terjadi saat ini akan terus saling berkaitan. Jika ada negara dengan kapitalisme pasar yang besar di dunia bergejolak, maka hampir dipastikan seluruh dunia akan berpengaruh dengan apa yang terjadi di Cina dan Amerika Serikat kini.


Data ADB mengatakan ekonomi Cini memiliki prosentase terhadap pertumbuhan ekonomi dunia lebih dari 30 persen. Pun dengan Amerika Serikat dengan sumbangsih 12,7 persen. Sedangkan Asia secara keseluruhan menguasai prosentase lebih dari 60 persen.


"Jadi wajar kalau Cina dan Amerika Serikat mempengaruhi Indonesia dan dunia," katanya. Hal tersebut berkaitan dengan sistem perekonomian terbuka yang dianut Indonesia. Perbaikan ekonomi dan kestabilan akan segera terjadi jika Cina dan Amerika sudah menstabilkan perekonomiannya.


Steven mengatakan situasi ekonomi dunia dan Indonesia baru akan stabil jika Amerika Serikat sudah menormalkan suku bunga acuannya yang selama tujuh terakhir ini tak normal. Begitu juga kestabilan mata uang di seluruh dunia akibat devaluasi yang disengaja Cina beberapa waktu lalu.


Advertising
Advertising

Namun hal tersebut juga tak dapat dipastikan dan diramalkan, karena semua kebijakan didasari pertimbangan oleh negara-negara tersebut. "Yang bisa dilakukan Indonesia adalah menjaga kestabilan nilai tukar dan kepercayaan investor," katanya.


Seperti yang diketahui, Amerika Serikat batal menaikkan suku bunganya karena menunggu stabilnya daya saing Dollar akibat devaluasi Cina. Cina sendiri terpaksa mendevaluasi Yuannya untuk mendongrak pertumbuhan konsumsinya karena pertumbuhan ekonomi yang tak berjalan lancar dari 7,2 persen ke 6,8 persen hingga saat ini.


ANDI RUSLI

Berita terkait

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

1 jam lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

11 jam lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

15 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

4 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

9 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

9 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

10 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya